DataPrint merupakan salah satu perusahan penyedia tinta printer maupun kertas printer yang telah berpengalaman bertahun-tahun membuka program beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa di Indonesia. Beberapa ini informasi yang dapat dilihat pada tautan berikut:
http://www.beasiswadataprint.com/
http://www.dataprint.co.id/
https://www.facebook.com/dataprintindonesia/posts/10152980733423363
https://twitter.com/dataprintindo/status/555918646577332224
Frank Limpat Cruise
My life. Enjoy it!
28 Feb 2016
23 Des 2015
Kontemplasi
It’s
slightly different between when
you said you try and when you
really did try. One of them expects
the result instantly
and the other one expect the result with its struggle.
Use
your imagination to answer that fucking question!
Unbeliaveble..
*****
My
statement:
“Jika
pada kesempatan pertama saya mengatakan ‘iya’, maka dimanakah saya berada sekarang?
Jika pada kesempatan kedua saya
memilih untuk melanjutkan, maka bagaimanakah keadaaan saya sekarang?”
*****
Imagine, if the time travel is trully exist..
Kesempatan pertama
Mari
kita ke lokasi di mana seharusnya aku berkata ‘iya’. Aku cari lokasinya dan
kutemukan seseorang yang memberikan penawaran itu kepadaku.
Ketika ku hampiri,
dari arah berlawanan dari kejauhan ku temukan diriku yang memang berasal dari
waktu ini. Jika ku dahului diriku yang menjawab ‘tidak’ pada orang yang
memberiku penawaran, dan ku jawab ‘iya’ maka apa yang terjadi dengan diriku
yang berkata ‘tidak’? Akankah dia menghilang? Jika dia menghilang, apakah aku
akan melanjutkan kehidupannya? Jadi sebenarnya siapakah diriku yang asli
setelah ku rubah jawabanku? Siapakah yang lebih berhak untuk melanjutkan
kehidupan setelahnya?
Kesempatan kedua
Mari
kita ke lokasi di mana seharunya aku melanjutkan apa yang telah aku mulai. I
need some money but not much to continue. Uang yang ku bawa sudah ku pergunakan
sebagaimana hal yang diperlukan untuk melanjutkan perjuangan ini. Hal berikutnya
yang harus aku lakukan adalah stop tweeting and keep texting. So clear and straight
to the point.
Pertanyaan
yang sama akan terulang. Bagaimana aku menghentikan diriku pada waktu itu untuk
tidak melakukan tindakan-tindakan bodoh? Bayangkan aku mampu menghentikannya
dengan cara menyekapnya, lalu menguncinya di dalam toilet. Lalu tindakan
kriminal telah ku lakukan dan tentu saja aku segera ditangkap. Walau segala
usahaku berhasil, berikutnya aku yang berasala dari waktu itu akan mendapat
buahnya dan aku berada dipenjara. Seharunya siapakah yang berhak atas segala
usaha itu?
Paradoks pertama :
Siapakah yang asli?
*****
Imagine, if the time travel is trully exist..
Kesempatan pertama
Mari
kita ke lokasi di mana seharusnya aku berkata ‘iya’. Aku cari lokasinya dan
kutemukan seseorang yang memberikan penawaran itu kepadaku.
Aku
menghampiri seseorang yang memberiku penawaran itu. Aku jawab ‘iya’ untuk penawarannya.
Konsekuensi dari masa lalu yang berubah adalah diriku yang berasal dari waktu
itu menghilang karena dia tidak akan memiliki masa depan karena keputusan yang
diambil berbeda.
Semua tampak
sempurna. Hidup dengan orang yang memberikan penawaran itu sungguh sangat
menjajikan akan kebahagian dan kejutan kecil yang menggilitik namun
menyenangkan. Walau ombak terkadang menghempas cukup keras, namun secara garis
besar kehidupan kita menyenangkan.
Ditengah
semua kesenangan itu timbul pertanyaan dibenakku. Bagaimanakah dunia yang aku
tinggalkan dari masa depan itu? Apakah menghilang? Atau mereka tetap ada dengan
banyaknya poster tentang kehilanganku yang misterius ke masa lalu itu? Jika memang
kehidupan itu tetap ada dan timbul parallel world, maka sebenarnya apakah aku
benar-benar mengubah hidupku atau aku hanya lari dari kehidupan yang seharusnya
aku berada?
Kesempatan kedua
Mari
kita ke lokasi di mana seharunya aku melanjutkan apa yang telah aku mulai. I
need some money but not much to continue. Uang yang ku bawa sudah ku pergunakan
sebagaimana hal yang diperlukan untuk melanjutkan perjuangan ini. Hal berikutnya
yang harus aku lakukan adalah stop tweeting and keep texting. So clear and straight
to the point.
Hal yang
sama terjadi. Aku mengubah segalanya dan diriku yang berasal dari waktu itu
menghilang secara sendirinya. Kehidupanku tidak jauh berbeda. Semua tampak
sempurna. Hanya saja dengan orang yang berbeda. Kehidupan kita menyenangkan dan
penuh petualangan seru. Bersamanya aku keluar dari zona nyamanku untuk
mengetahui sari pati bahayanya dunia dan segala adrenalin seru yang ditawarkan.
Ditengah
kesibukanku menaklukkan keanehan dunia, pertanyaan yang sama muncul. Apakah aku
benar-benar mengubah kehidupaku? Atau aku hanya lari dari kehidupan seharusnya
aku berada dan malah memunculkan parallel world? Manakah dari sekian banyak
parallel world yang ada terdapat diriku yang asli?
Paradoks kedua:
Parallel World?
*****
Imagine, if the time travel is trully exist..
Kesempatan pertama
Mari
kita ke lokasi di mana seharusnya aku berkata ‘iya’. Aku cari lokasinya dan
kutemukan seseorang yang memberikan penawaran itu kepadaku.
Aku telah
merubah titik penentu, yaitu jawaban ku yang berawal ‘tidak’ telah berganti
menjadi ‘iya’. Aku lanjutkan kehidupan masa lalu ku. Detik berganti menit. Dalam
kurun waktu kurang dari 5 jam, kesempatanku yang telah aku ganti tersebut telah
menjadi pertemuan kecil pertama kami yang indah pada suatu konser di stadion. Stadion
yang selalu lebih penuh ketika ada konser daripada pertandingan klub sepak bola
kota ini sendiri. Sepak bola di kota ini mati, itulah yang dapat ku gambarkan.
Hari berganti
bulan. Hubungan kami intens namun tak merubah apapun. Bulan berganti tahun. Seseorang
yang memberikanku penawaran tersebut keluar meninggalkan kota beku ini. Aku stuck
dan terjebak di sini. Bertahun-tahun kemudian aku menyadari. Tak ada yang
berubah. Aku tetap dikota beku ini seperti selamanya dan orang tersebut entah
ke mana rimbanya.
Pertanyaan
timbul dibenakku. Jika berakhir sama, lalu apa yang sebenarnya aku rubah?
Kesempatan kedua
Mari
kita ke lokasi di mana seharunya aku melanjutkan apa yang telah aku mulai. I
need some money but not much to continue. Uang yang ku bawa sudah ku pergunakan
sebagaimana hal yang diperlukan untuk melanjutkan perjuangan ini. Hal berikutnya
yang harus aku lakukan adalah stop tweeting and keep texting. So clear and straight
to the point.
Semua tujuanku
mudah saja aku lakukan dan segera saja perjuangku berlanjut dengan timbulnya
hubungan kami yang kontinyu. Singkat saja, hanya dalam hitungan bulan, dia
harus pergi menuju kota tropis dengan dua musim. Sungguh menyenangkan dengan
kehangatan yang akan dirasakannya sepanjang tahun. Sedangkan diriku, kota yang
selalu dingin ini terkadang membuatku kewalahan sendiri melawan hawa dingin
yang selalu dibawanya.
Sama saja.
Tidak ada yang berubah. Aku dengan kehidupanku dan dia dengan kehidupannya. Menyebalkan.
Sebenarnya apa yang telah aku rubah?
Ini sama saja
seperti waktu adalah aliran sungai yang deras, sedangkan usahaku untuk merubah
masa lalu adalah dengan cara melempari aliran sungai tersebut dengan kerikil. Yang
terjadi hanyalah riak kecil, namun aliran sungai tetap akan mengalir ke mana
seharusnya dia mengalir.
Paradoks ketiga:
Waktu seperti aliran sungai?
*****
Sekarang inilah
aku, berkontemplasi untuk memikirkan tentang “Imagine, if the time travel is
trully exist..” dan efeknya yang akan terjadi dengan statement awalku:
Jika
pada kesempatan kedua saya memilih untuk melanjutkan, maka bagaimanakah
keadaaan saya sekarang?”
Hal pertama
yang harus kita pahami bersama adalah, jika aku memang benar membuat perubahan
pada kesempatan pertama, maka kesempatan kedua kemungkinan tidak akan datang. Namun,
jika aku merubah kesempatan kedua maka kesempatan pertama tidak akan dapat aku
rubah. Memilih. Itulah yang harus aku lakukan. Merubah kesempatan pertama atau
merubah kesempatan kedua.
Seperti yang
telah ku sampaikan, andaikan aku merubah kesempatan pertama. Di manakah aku
berada sekrang? Jawaban yang cukup sulit. Namun aku perkirakan aku tidak akan berada
di kota beku yang seperti senantiasa ditutupi es ini. Dia menghilang meramba
dunia. Maka aku akan di mana dia sekarang.
Dapat ku
perkirakan hubungan yang menyenangkan, damai, tenang, dan kejutan-kejutan kecil
yang menghibur. Beberapa guyonan lucu sambil menikmati keindahan hidup yang
sederhana dan bersahaja akan menjadi topik utama dalam kehidupan kami.
Namun,
jika aku merubah kesempatan kedua, bagaimanakah keadaan aku sekarang? Satu hal
yang dapat hampir aku pastikan adalah aku akan jauh lebih ceria dan membahana
dalam berbicara akibat dari adrenalin yang aku ambil di setiap kesempatan
kehidupan kami. Bisa saja kami tetap di kota beku ini, namun apakah kalian
tidak akan menggadaikan apa saja untuk menikmati keindahan dan bahayanya dunia?
It’s okay to stay in town.
Dapat ku
bayangkan kehidupanku juga yang penuh dengan kepuasan karena tidak menanggung
malu akibat berhentinya perjuangku di tengah jalan. Aku akan dapat menegakkan
kepala dan berkata, “I’m the fighter. Do what I believe ‘till the end!”. See? Hanya
dengan membayangkannya saja aku sudah dapat membayangkan perubahan-perubahan
yang mungkin terjadi dalam hidupku.
Namun apapun
itu, kesempatan pertamaku dan kesempatan keduaku menawarkan hal yang berbeda,
walau ombak kecil terkadang menerpa kapal kehidupan kami, kita tetap menjalani
kehidupan dengan rasa dan bau kesenangan yang berbeda. Semua hal tersebut hanya
dalam bayangan imajinasiku. Namun marilah kita beralih kehidupan saat ini.
Inilah aku.
Di manakah aku sekarang berada? Kota dingin yang hampir selalu diselimuti es
dengan klub sepak bolanya yang mati. Bagaimanakah keadaanku sekarang? Menundukkan
dan mengawasi jalan yang aku tempuh jauh lebih menyenangkan daripada menjumpai
orang-orang yang mengetahui bahwa aku berhenti ditengah perjuangan. What a
shame. Sungguh menyedihkan memang, namun lihatlah lebih dekat lagi.
Sekarang
kehidupanku bersama seseorang yang berusaha untuk mengerti segala kekuranganku.
Sulit dibayangkan bagaimana cara kami bertemu, namun dengan segala kajaiban
dunia dan kejutan kecil yang selalu dibuatnya, kami sekarang bahagia. Aku tak
perlu untuk berubah menjadi sok sederhana dan bijaksana atau berubah menjadi orang
penuh semangat api dengan busungan dada yang percaya diri dan membanggakan. Aku
cukuplah menjadi aku dengan segala perjuangan hidup untuk mencapai fitrah dan keinginan
yang ingin aku capai.
Aku tetap berada di kota beku juga
bukan masalah. Disetiap kami ada waktu maka kami akan pergi menuju kota lain. Aku
tidak menikmati adrenalin akibat bahayanya dunia juga bukan masalah. Setiap kami
ke kota lain kami berusaha menaklukkan tantangan-tantangan kecil yang
ditawarkan kota tersebut. Lengkap. Itulah hidupku sekarang. Dan yang paling
penting adalah aku telah menjadi aku.
*****
It’s
slightly different between when
you said you try and when
you really did try. I really did try, and I know the struggle to get my
result from my question.
And
I use my imagination to answer my question.
And the result is....unbeliaveble.
*****
Wait a minute,
Jika
jauh sebelum kesempatan pertama datang aku tetap mengejar orang tersebut, maka
akankah aku membuat sejarah dunia berubah?
20 Mei 2014
Behind The Stories
Kawan, ini sudah editan
ketiga hanya untuk masalah pembukaannya saja. Pertama adalah saat ide Behind
The Stories ini muncul, kedua saat setelah saya memposting orang-orang hebat
dan menjajikan seminggu setelahnya akan keluar postingan ini, dan yang ketiga
adalah hari ini, tanggal 18 Mei. Entahlah, kapan ini postingan bisa dirilis,
halangannya ada saja, tapi kebanyakan karena keseringan meratakan badan dengan
kasur. Yang jelas, aku telah ingkar janji untuk memposting seminggu setelah positngan
orang-orang hebat itu.
Salah satu motivasi ku
untuk melanjutkan ini itu karena ada seseorang yang bilang ke aku kalo dia
penasaran ingin tahu gimana kelanjutannya. Apakah dia benar-benar memotivasi?
Tidak juga. Dia orangnya aneh, sering abnormal gitu kerjaannya. Kemungkinan
besar dia pasti baca ini postingan. Kemungkinan besar juga dia pasti
tersipu-sipu malu kelinci saat baca pada paragraf ini. Hai...aku salam nih biar
seneng sekalian.
Oke, mari kita bahas
dari awal. Sebenarnya ada beberapa ide untuk memulai membuat tulisan yang baru
ini. Salah satunya behind the stories ini yang akan membahas intrik-intrik pada
cerita-cerita sebelumnya. Ide ini sudah lama, sudah berbulan-bulan, seingatku
sudah mulai dari bulan Juli tahun lalu. Namun baru terealisasikan sekarang.
Bukan karna aku sok sibuk, tapi memang pada kenyataannya begitu. Sibuk akan
rasa malas yang gak karuan, hehehe. Klepek-klepek seperti ikan kurang air di
tempat tidur lebih menarik bagiku daripada memainkan keypad hape atau menekan
keyboard selayaknya jari-jari pianis yang menari indah di tuts-tuts piano. Jadi
intinya, menurutku, gerakan klepek-klepek lebih indah dan lebih menarik ditiru
daripada gerakan tarian.
Aku dapat ide ini karna
berpikir akan keren menurutku jika aku memberikan sedikit clue-clue menarik
atau bahkan beberapa hal yang lucu dan memalukan saat aku membuat beberapa
tulisan di blog ini. Jadi ya idenya dari situ. Begitu, seperti itu. Oke,
sungguh gak jelas sekali, kita lanjut aje ye.
Awalnya aku tidak
memberi judul behind the stories, namun behind the scenes. Tapi karena aku
memberikan suguhan berupa cerita di blog ku, dan bukannya film, maka menurutku
kata stories lebih cocok. Menariknya, aku mengganti judul ini beberapa saat
setelah aku menulis sekitar 4-5 paragraf tulisan ini. Ada beberapa fakta
menarik lain seperti bagian semacam preambul ini sudah selesai 90% ketika aku
mem-publish tulisan Here I Come dan
juga Orang-orang Hebat. Hingga akhirnya aku masuk dalam jurang stuck dengan
kasur lagi, dan mengalami proses editing yang ketiga kalinya.
Nah, fakta-fakta sepeti
itulah yang nanti akan aku coba ingat-ingat dan kuceritakan pada kalian, Kawan.
Namun, tidak semua postingan akan aku beri behind the stories-nya, karena ada
beberapa postingan yang memang tidak spesial-spesial amat dan agak sedikit
boring ketika aku ceritakan semua. Oke, mari kita mulai saja ;)
1. My First
Tulisan
pertamaku, jika kau lihat, Kawan, sangat geje sekali. Sangat gak jelas. Coba
kau lihat lagi, Kawan, intinya adalah sebuah link yang menuju pada profil
penulis. Oh iya, by the way, profil ku belum aku up date. Masih menggunakan
fotoku yang mengenakan seragam bawahan SMA. Hem, harusnya aku ganti saja.
Tapi
asal kau tahu, Kawan, entah mengapa tulisan ini cukup sering diview oleh
orang-orang padahal sangat geje sekali. Bahkan seingatku hanya tulisan It’s Too
Late, Tania dan Hey! It’s Junior High School yang melebihi jumlah view dari
postingan geje My First ini.
Dari
semua kegejean postingan itu, sebenarnya aku memiliki sebuah impian besar. Ingin
dihati kecilku waktu itu, tampilan blogku, ehem, memang karena waktu itu aku
lagi lihat-lihat salah satu blog aktor Hollywood papan atas, setidaknya aku
ingin mempunyai tampilan blog seperti itu. Biar lebih jelas, aktor itu moncer
gara-gara main difilm Top Gun. Kau pasti sudah dapat menebak, Kawan. Namun
alih-alih memiliki tampilan super keren seperti itu, blog ku malah gini-gini
aja design nya, gak berubah sejak setahun yang lalu. Kalo gak salah.
Sebenarnya
aku ingin minta tolong temanku untuk berikan sedikit sentuhan design blognya ke
blog ku sih, namun alih-alih minta tolong untuk blog ku, aku malah minta tolong
dia untuk design blognya Science Competition. Oh iya, Kawan, yang punya adik-adik
lucu SMA yang gak banyak kena arus globalisasi, suruh ikut Science Competition
yak, sebuah lomba olimpiade sains tingkat SMA se-Jatim persembahan dari
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Bisa follow twitternya
@scua2014 atau buka blognya di scua2014.blogspot.com
Oke
cukup, ini sudah menjalar kemana-mana mulai dari aktor bintang Top Gun, hingga
design temanku, hingga ajang promosi lomba. Oke fokus, kita lanjutkan bahasan
yang lain.
Nah!
Itu dia bukti! Lihat paragraf itu?! Paragraf kedua sebelum paragraf ini?! Atau
paragraf ke empat dari atas?! Paham?! Paham?! Itu! Ituuu....bukti! Bukti apa?!
Bukti apa hayo coba tebak. Nah! Itu bukti paragraf abnormal.
Mengapa?
Ya! Itu paragraf isinya promosi tentang Science Competition, padahal Science Competitionnya
udah lewat. Jadi harusnya jika postingan ini kelar tepat waktu, promosi itu
jadi berguna. Sekarang promosinya jadi gak berguna, semua gara-gara sapa coba?
Gara-gara seseorang yang minta aku nyelesaikan ini tulisan cepet-cepet. Kok
bisa? Coba kalo dia gak minta nyelesein cepet-cepet, aku bisa ada waktu untuk
ngedit itu, dan ngehapus bagian promosi yang udah kedaluarsa itu. Tapi karena
dia itu minta ini diposting cepat-cepat, aku tak ada waktu untuk mengeditnya.
Jadi sapa yang salah? Dia yang salah, jangan salahkan penulis.
2. New Character, Salam Series :
Hobby, Salam Series : Band
Pada
awalnya, aku ingin membuat blog yang cukup banyak menyita perhatian dengan
memberikan kisah-kisah inspiratif yang cukup banyak memberikan nilai-nilai.
Salah satu upayanya adalah melalui ketiga postingan tersebut.
Namun
ternyata, aku sangat tidak nyaman sekali dengan gaya penulisan orang ketiga
sebagai tokoh utama. Untuk Salam Series : Hobby, aku sudah sedikit menemukan
kesulitan dalam hal ending, untuk Salam Series berikutnya, aku sudah stuck sejak paragraf keempat! Segera
saja saat itu aku menyadari, bahwa ini sangat tidak aku sekali, atau mungkin
jika anak Jakarta bilangnya, “Gak gue banget.”
Terlihat
sekali pada bagian ending Salam Series : Band sangat tidak halus sekali
kata-katanya, terlalu to the point sehingga nilai yang ingin aku angkat sangat
terasa menohok dan ganjil. Seperti memakan makanan menggunakan sendok, dan
sendoknya terlalu dalam masuk ke pharinx.
Hahaha, Kawan, kata dosenku, seharusnya mahasiswa mulai sedikit menerepkan
ilmunya, gunakan bahasa-bahasa yang ilmiah. Biarlah aku coba sedikit-sedikit,
jika salah, apa peduliku? Toh manusia tempatnya segala kesalahan. Cieee...ini
mau ceramah, berbagi ilmu, apa cerita behind the stories coba?
Intinya,
ketiga postingan tersebut bisa aku bilang sebagai produk gagal, sehingga aku
sudah tekadkan bulat pada waktu itu untuk menyelesaikan cerita Salam Series
yang terakhir dan aku tamatkan saja. Kasihan sekali sebenarnya nasib si Salam
karena umurnya hanya dua postingan saja. Aku turut bersedih. Namun, ada kalimat
yang aku suka dari Salam Series : Hobby, yaitu “Salam sebagai manusia biasa
yang juga punya hidung, pasti bisa melihat.” Enjoy!
3. It’s All About... Rest, Minds, and
Life
Ini
sebuah kompilasi puisi-puisi yang aku buat ketika aku sakit selama satu minggu.
Ketika aku baca lagi, memang ada beberapa memori yang teringat, namun yang
paling aku tak ingat hingga aku baca lagi kompilasi puisi itu adalah, “Wow,
dulu saya rupanya sering kali bermain kata!” lihat kata-kata yang aku gunakan
waktu itu, apalagi pada judul Lalat dan juga Kembali Benar. Hmmm....sungguh,
apa dulu aku se-mellow itukah?
Sedikit
keluar dari topik, tapi pada postingan lain yang berjudul Hampir, wow! bahkan
pada paragraf terakhir, tak mampu berkata-kata aku ketika aku membacanya
kembali.
4. Hey! It’s Junior High School! dan
Why so Serious?
Sebuah
kontroversi besar! Hahaha... Inilah pertama kalinya aku mencampuradukkan fakta
dan khayalan dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Waktu itu entah mengapa
aku dapat ilham seperti itu dan merasa akan lucu dan menarik sekali jika aku
campur adukkan seperti itu. Dan aku sadari pada waktu-waktu berikutnya, inilah
titik kenyamananku dalam menulis. Dan ini menjadi semacam gaya penulisan
sendiri dalam postingan-postingan berikutnya.
Sebuah
cerita simpel yang sebenarnya hanya dua halaman saja. Namun yang view whew! Aku
senang sekali boii!!! Langsung heboh bener suer waktu itu, menurutku sih tapi,
tapi anggaplah saja iya. Bagaimana tidak, cerita itu seakan-akan aku anak SMP
cupu, norak, dan ingusan, putus pacaran terus cari pelarian ke permainan kartu
capsa!
Sangat
kontroversial sekali, seakan-akan aku membagi pengalaman buruk dengan enteng
saja, tebar sana tebar sini senangnya rasa hati. Hahaha. Dan kau tahu waktu itu,
Kawan? Aku tak bisa tidur semalaman karena kehebohan yang menurutku sangat
bombastis waktu itu. Senyumku lebar selebar-lebarnya tiada henti, dari udel
hingga lutut, persis seperti batas aurat.
Masih
ku ingat waktu itu, karena saking
senangnya, aku malam-malam langsung buat tulisan lagi yang judulnya “Why so
Serious?” Mungkin sedikit ramah ditelinga para penikmat film, dan yap! Memang
itu adalah kata-kata Joker yang aku adaptasi. Isinya berupa sebuah semacam
klarifikasi bahwa tidak semua tulisan penulis itu benar apa adanya. Sangat aku
sarankan sekali, Kawan, padamu untuk membaca lagi kedua postingan tersebut
secara berurutan.
Nah
satu lagi, pada tanda petik di bagian epilog II Orang-Orang Hebat, itu adalah
kata-kata yang aku ambil dari postingan Why so Serious?
Sedikit
bocoran, Kawan, aku putus kelas VIII dan aku addicted sama capsa baru kelas IX. Voila! Sebuah trik sulap kecil
yang telah aku buka!
5. It’s Too Late, Tania dan Kompilasi
Ini
inspirasinya satu, Romeo dan Juliet. Ini bahasanya satu, norak gak keruan. Tapi
bagaimanapun juga, ini salah satu postingan yang cukup sering di view. Aku
senangnya bukan main juga waktu itu, hehehe. Dan banyak juga yang jagat gonjang-ganjing
ini bertanya-tanya, apakah ini cerita dari pengalaman pribadi ku atau bukan.
Well, kasih tahu ndak ya. Ndak usah aja ya, biarlah jadi trik sulap saja cerita
ini. Huohohohoho. Biarlah jadi kontroversi.
Oh
ya, memang benar adanya, menurutku, seperti yang dalam postingan Kompilasi,
inspirasi utama ku tentang bumbu percintaan adalah cinta yang ironi dan cinta
platonik. Dan memang benar juga It’s Too Late, Tania itu juga karena
keinginanku untuk membuat sebuah cerita cinta ironi.
Sungguh
sangat ganjil sebenarnya, namun biarlah seperti itu. Aku hanya merasa,
orang-orang, masyarakat kebanyakan, sudah sering kali termakan dengan bumbu
cinta yang selalu akhirnya senang-senang saja. Tapi mereka sebenarnya tidak
menyadari bahwa bumbu yang lebih anehlah yang lebih membekas dari masa ke masa.
Seperti yang aku bilang di postingan kompilasi, contohnya Romeo and Juliet,
Titanic, dan yaa begitu-begitulah. Mungkin versi Indonesia-nya kayak
Tenggelamnya Kapal van Der Wick (walau itu agak norak sih). Mungkin versi
ter-up date kayak The Amazing Spider-Man 2 yang ending cintanya ironi juga.
Belum
tahu ya kalo itu The Amazing Spider-Man 2 ceritanya nanti cinta ironi? Oke, jadi
ya, nanti si Peter Parker gagal move on, soalnya....nah kok aku jadi spoiler. Tapi
gak apa-apa juga kan ya, suka-suka aku kan? Aku kan pingin ngiming-ngimingi
yang pada belum nonton. Hayooo belum nonton yaaa...kapoookkkk...keren lho,
serius (padahal biasa aja). Astaghfirullah, tidak baik, Kawan, seperti itu.
Ndak baik ngece-ngece seperti itu. Ayo kita ber-istighfar. Kita semua telah
khilaf. Padahal yang khilaf aku, haha, enjoy!
6. Untitled
Sebuah
karya yang aneh. Terdiri dari 6 bintang. Bintang dalam tulisan ini maksudku
adalah pikiran. Jadi berarti ada 6 pikiran. Bukan bermaksud ada hubungannya
dengan satanisme atau teori konspirasi atau teori dengan pemujaan roh-roh halus
yang gentayangan dan biasanya dilambang dengan angka 666. Bukan, bukan sama
sekali.
Mengapa
6? Alasannya simpel. Aku suka angka 6. Sudah itu. Tak ada lagi alasan lain.
Tapi jika kau, Kawan, masih menganggapnya itu sebuah angka 6 yang sedikit
berbau konspirasi dan lain sebagainya, itu terserah padamu. Aku juga tak dapat
menyalahkanmu, toh juga isi dari sebuah karya Untitled ini sangat ambigu dan
tidak jelas. Seperti sebuah ada rahasia terselubung sendiri di dalamnya. Yang
jelas, keenam pikiran itu, walau sepertinya tidak, namun kesemuanya berhubungan
satu sama lain.
Salah
satu hal yang ingin aku angkat dalam karya ini yaitu betapa luar biasanya
kekuatan pikiran. Membingungkan? Ya, itulah pemikiran. Pemikiran itu rumit,
namun pada akhirnya pemikiranlah yang merubah wajah dunia. Mengapa bisa?
Hmmm.....sepertinya ini akan menjadi sebuah bahasan khusus yang menyenangkan.
Akan aku coba membuat sebuah postingan tentang pemikiran, Kawan.
Oh
iya, tak engkau perhatikankah, Kawan, bahwa Untitled ini juga aku posisikan
pada nomor enam? >: )
7. Ta’aruf
Jadi
ini serius. Sebuah momen yang penting. Dan dari momen penting itu aku ambil hal
yang bagus. Intinya, secara keseluruhan, itulah wanita di mataku sejak saat itu.
Harus dijaga dan dirawat baik-baik. Baik itu wanita dikeluarga sendiri, wanita
teman-teman ku, hingga wanita pendamping hidupku nanti. Karena wanita adalah barang paling berharga
bagi setiap keluarga. Dan wanitalah yang memberikan surga ditelapak kakinya
melalui ibu atau mama kita. Sungguh luar biasa.
8. Made by The 90’s
Made
by The 90’s! Kisah yang insyaAllah 95% benar sesuai kenyataan. Versi lain
monggo, terutama bagi kawan-kawanku yang memang telah berbagi cerita bersama
denganku. Terima kasih, Kawan.
9. No Friends, No Enemies, Just People
Sebuah
postingan yang aku dedikasikan untuk ulang tahunku sendiri. Sebuah postingan
yang cukup bagus menurutku. Dan ini postingan juga cukup serius, berbobot, dan
bernilai. Tapi itu semua menurutku. Semua orang punya pendapatnya
masing-masing.
Sangat
mudah ditebak sekali bahwa ini ada sebuah gabungan kenyataan, imajinasi, dan
kekuatan pikiran yang amat dahsyat melebur menjadi satu. Walau pada akhirnya
bahasa yang keluar cukup banyak noraknya. Tapi biarlah seperti itu. Biarlah
norak seperti itu.
10. Alhamdulillah
Ini
adalah bahasan penutup dari postingan Behind The Stories ini. Mengapa? Karena
kisah lain seperti dwilogi Goolll!, Here I Come, dan Orang-Orang Hebat sudah
jelas maksudnya. Goolll! Adalah kejadian saat SMA yang yaaahhhh....tidak
semuanya benar dan ada bumbu menggelitik di sana-sini, hehehe. Here I Come itu
pas aku kecelakaan dan wajahku ada coretan di mana-mana. Orang-Orang Hebat ya
orang-orang hebat, itu saja.
Alhamdulillah
ini adalah cerita pertama yang aku padukan antara kisah saat aku sudah kuliah
dan imajinasi. Sebenarnya untuk kesempatan menawarkan tumpangan itu ada di dua
kejadian dengan dua percakapan yang berbeda. Namun aku jadikan satu, dan voila!
Sebuah masakan siap disantap!
Yah,
jadi begitulah, Kawan. Ini perjuangan membuat postingan ini, membutuhkan editan
sebanyak tiga kali. Jadi kesemuanya itu, intinya adalah editan tiga kali ini. Sekian,
dadaa :D
Langganan:
Postingan (Atom)