Sebenarnya penciptaan kompilasi ini secara tidak sengaja.
Karena sebenarnya waktu itu aku yang lagi ujian sekolah bidang studi sejarah,
ingin menciptakan puisi jenaka. Wow, gila ya, ujian sekolah malah nyiptain
puisi. Tapi maklumlah, hanya itu yang bisa saya lakukan ketika kebingungan
dalam mengerjakan sejarah. Dan puisi itupun aku beri judul Bintang Tujuh.
Karena lahirnya puisi tersebut, muncullah ide di otakku untuk menciptakan
kompilasi puisi bertema luar angkasa.
Luar angkasa, mungkin langit ya lebih tepatnya, sangat
menarik perhatian bagiku. Dan karena ketertarikanku akan luar angkasa (baca :
langit) pula, membuatku dulu waktu SD kelas 3 atau 4 mungkin, bercita-cita
menjadi astronot. SD men! SD gue punya cita-cita! Bisa bayangin gak lo? Eh, itu
biasa sih, yang gak biasa itu SD sudah punya pacar. Dan menurutku SD pacaran
itu gak baek, kalo SMP ke atas sih bolehlah kayaknya, kayaknya lho. Oke, fokus,
kembali lagi. Bahkan, luar angkasa pula yang membuatku dulu bermimpi untuk
menjadi astronot Indonesia pertama yang mendarat di bulan. Sehingga akhirnya
aku akhirnya dapet gelar kebangsaan Sir, lalu namaku menjadi Sir Limpat
Salamat! Wow, kayak Sir Alex Ferguson, pelatihnya klub "medioker"
itu. Hehe, peace men, just a joke.
Tunggu, Sir itu gelar kebangsaan Inggris se ding -,-
Ku akui pula bahwa tema ini cukup menyulitkan. Entah mengapa
ini kompilasi Outer Space yang terdiri dari 6 puisi ini, baru jadi sekitar satu
bulan kemudian dari aku ujian sekolah sejarah. Hmm...mungkin semangat membuat
puisi tidak terlalu membuncah waktu itu sehingga tak ada inspirasi. Namun, keseluruhan
aku senang karena ada beberapa puisi yang inspirasinya datang dari orang yang
membuatku nyaman, dan dia menginspirasiku dengan cara yang berbeda dari orang
sebelumnya.
1. Bintang
Tujuh
Banyak tekan,
Aku bingung.
Kurang tekan,
Aku hilang arah,
Lalu bingung.
Melihatmu pun begitu,
Menyenangkan di awal,
Lalu membuatku kebingungan.
Aku sekarang bingung mencari solusi agar aku tidak bingung.
Limpat
S.
2. Bola
Lama tak kutendang bintang
Untuk kesenangan.
Hari ini ku tendang bintang
Sayang
Penampilanku standar.
Limpat
S.
3. Merindu
Matahari
Bulan,
Matahari.
Bulan bagai sepi,
sendiri dan merindu kasih.
Matahari bagai bunga,
semarak dan penuh gairah.
Ku tak mau lagi merindu bulan.
Karena aku sekarang,
rindu pada matahari.
Limpat
S.
4. Matahari
Ingin ku katakan padamu,
bahwa aku tak lagi merindukan bulan.
karena aku telah bersama matahari,
yang selalu membuatku nyaman.
Kau dan yang lain tak tahu itu.
Namun biarlah,
biarlah seperti itu.
Limpat
S.
5. Galaksi
Jika kau merasa besar,
maka cobalah lihat gunung.
Lihatlah bumi.
Lihatlah matahari.
Lihatlah galaksi.
Lihatlah alam semesta tak berbatas ini.
Sekarang, coba jawab ini.
Seberapa besar dirimu bagi Tuhan?
Limpat
S.
6. Bintang
Aku tak ada ide
Tak beride tepatnya.
Demi bintang!
Aku tak tahu harus menulis apa.
Tuhan...
Berilah aku ide untuk berpuisi.
Aku tak beride!
Tunggu,
ini sudah puisi.
Limpat
S.