Kawan, ini sudah editan
ketiga hanya untuk masalah pembukaannya saja. Pertama adalah saat ide Behind
The Stories ini muncul, kedua saat setelah saya memposting orang-orang hebat
dan menjajikan seminggu setelahnya akan keluar postingan ini, dan yang ketiga
adalah hari ini, tanggal 18 Mei. Entahlah, kapan ini postingan bisa dirilis,
halangannya ada saja, tapi kebanyakan karena keseringan meratakan badan dengan
kasur. Yang jelas, aku telah ingkar janji untuk memposting seminggu setelah positngan
orang-orang hebat itu.
Salah satu motivasi ku
untuk melanjutkan ini itu karena ada seseorang yang bilang ke aku kalo dia
penasaran ingin tahu gimana kelanjutannya. Apakah dia benar-benar memotivasi?
Tidak juga. Dia orangnya aneh, sering abnormal gitu kerjaannya. Kemungkinan
besar dia pasti baca ini postingan. Kemungkinan besar juga dia pasti
tersipu-sipu malu kelinci saat baca pada paragraf ini. Hai...aku salam nih biar
seneng sekalian.
Oke, mari kita bahas
dari awal. Sebenarnya ada beberapa ide untuk memulai membuat tulisan yang baru
ini. Salah satunya behind the stories ini yang akan membahas intrik-intrik pada
cerita-cerita sebelumnya. Ide ini sudah lama, sudah berbulan-bulan, seingatku
sudah mulai dari bulan Juli tahun lalu. Namun baru terealisasikan sekarang.
Bukan karna aku sok sibuk, tapi memang pada kenyataannya begitu. Sibuk akan
rasa malas yang gak karuan, hehehe. Klepek-klepek seperti ikan kurang air di
tempat tidur lebih menarik bagiku daripada memainkan keypad hape atau menekan
keyboard selayaknya jari-jari pianis yang menari indah di tuts-tuts piano. Jadi
intinya, menurutku, gerakan klepek-klepek lebih indah dan lebih menarik ditiru
daripada gerakan tarian.
Aku dapat ide ini karna
berpikir akan keren menurutku jika aku memberikan sedikit clue-clue menarik
atau bahkan beberapa hal yang lucu dan memalukan saat aku membuat beberapa
tulisan di blog ini. Jadi ya idenya dari situ. Begitu, seperti itu. Oke,
sungguh gak jelas sekali, kita lanjut aje ye.
Awalnya aku tidak
memberi judul behind the stories, namun behind the scenes. Tapi karena aku
memberikan suguhan berupa cerita di blog ku, dan bukannya film, maka menurutku
kata stories lebih cocok. Menariknya, aku mengganti judul ini beberapa saat
setelah aku menulis sekitar 4-5 paragraf tulisan ini. Ada beberapa fakta
menarik lain seperti bagian semacam preambul ini sudah selesai 90% ketika aku
mem-publish tulisan Here I Come dan
juga Orang-orang Hebat. Hingga akhirnya aku masuk dalam jurang stuck dengan
kasur lagi, dan mengalami proses editing yang ketiga kalinya.
Nah, fakta-fakta sepeti
itulah yang nanti akan aku coba ingat-ingat dan kuceritakan pada kalian, Kawan.
Namun, tidak semua postingan akan aku beri behind the stories-nya, karena ada
beberapa postingan yang memang tidak spesial-spesial amat dan agak sedikit
boring ketika aku ceritakan semua. Oke, mari kita mulai saja ;)
1. My First
Tulisan
pertamaku, jika kau lihat, Kawan, sangat geje sekali. Sangat gak jelas. Coba
kau lihat lagi, Kawan, intinya adalah sebuah link yang menuju pada profil
penulis. Oh iya, by the way, profil ku belum aku up date. Masih menggunakan
fotoku yang mengenakan seragam bawahan SMA. Hem, harusnya aku ganti saja.
Tapi
asal kau tahu, Kawan, entah mengapa tulisan ini cukup sering diview oleh
orang-orang padahal sangat geje sekali. Bahkan seingatku hanya tulisan It’s Too
Late, Tania dan Hey! It’s Junior High School yang melebihi jumlah view dari
postingan geje My First ini.
Dari
semua kegejean postingan itu, sebenarnya aku memiliki sebuah impian besar. Ingin
dihati kecilku waktu itu, tampilan blogku, ehem, memang karena waktu itu aku
lagi lihat-lihat salah satu blog aktor Hollywood papan atas, setidaknya aku
ingin mempunyai tampilan blog seperti itu. Biar lebih jelas, aktor itu moncer
gara-gara main difilm Top Gun. Kau pasti sudah dapat menebak, Kawan. Namun
alih-alih memiliki tampilan super keren seperti itu, blog ku malah gini-gini
aja design nya, gak berubah sejak setahun yang lalu. Kalo gak salah.
Sebenarnya
aku ingin minta tolong temanku untuk berikan sedikit sentuhan design blognya ke
blog ku sih, namun alih-alih minta tolong untuk blog ku, aku malah minta tolong
dia untuk design blognya Science Competition. Oh iya, Kawan, yang punya adik-adik
lucu SMA yang gak banyak kena arus globalisasi, suruh ikut Science Competition
yak, sebuah lomba olimpiade sains tingkat SMA se-Jatim persembahan dari
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Bisa follow twitternya
@scua2014 atau buka blognya di scua2014.blogspot.com
Oke
cukup, ini sudah menjalar kemana-mana mulai dari aktor bintang Top Gun, hingga
design temanku, hingga ajang promosi lomba. Oke fokus, kita lanjutkan bahasan
yang lain.
Nah!
Itu dia bukti! Lihat paragraf itu?! Paragraf kedua sebelum paragraf ini?! Atau
paragraf ke empat dari atas?! Paham?! Paham?! Itu! Ituuu....bukti! Bukti apa?!
Bukti apa hayo coba tebak. Nah! Itu bukti paragraf abnormal.
Mengapa?
Ya! Itu paragraf isinya promosi tentang Science Competition, padahal Science Competitionnya
udah lewat. Jadi harusnya jika postingan ini kelar tepat waktu, promosi itu
jadi berguna. Sekarang promosinya jadi gak berguna, semua gara-gara sapa coba?
Gara-gara seseorang yang minta aku nyelesaikan ini tulisan cepet-cepet. Kok
bisa? Coba kalo dia gak minta nyelesein cepet-cepet, aku bisa ada waktu untuk
ngedit itu, dan ngehapus bagian promosi yang udah kedaluarsa itu. Tapi karena
dia itu minta ini diposting cepat-cepat, aku tak ada waktu untuk mengeditnya.
Jadi sapa yang salah? Dia yang salah, jangan salahkan penulis.
2. New Character, Salam Series :
Hobby, Salam Series : Band
Pada
awalnya, aku ingin membuat blog yang cukup banyak menyita perhatian dengan
memberikan kisah-kisah inspiratif yang cukup banyak memberikan nilai-nilai.
Salah satu upayanya adalah melalui ketiga postingan tersebut.
Namun
ternyata, aku sangat tidak nyaman sekali dengan gaya penulisan orang ketiga
sebagai tokoh utama. Untuk Salam Series : Hobby, aku sudah sedikit menemukan
kesulitan dalam hal ending, untuk Salam Series berikutnya, aku sudah stuck sejak paragraf keempat! Segera
saja saat itu aku menyadari, bahwa ini sangat tidak aku sekali, atau mungkin
jika anak Jakarta bilangnya, “Gak gue banget.”
Terlihat
sekali pada bagian ending Salam Series : Band sangat tidak halus sekali
kata-katanya, terlalu to the point sehingga nilai yang ingin aku angkat sangat
terasa menohok dan ganjil. Seperti memakan makanan menggunakan sendok, dan
sendoknya terlalu dalam masuk ke pharinx.
Hahaha, Kawan, kata dosenku, seharusnya mahasiswa mulai sedikit menerepkan
ilmunya, gunakan bahasa-bahasa yang ilmiah. Biarlah aku coba sedikit-sedikit,
jika salah, apa peduliku? Toh manusia tempatnya segala kesalahan. Cieee...ini
mau ceramah, berbagi ilmu, apa cerita behind the stories coba?
Intinya,
ketiga postingan tersebut bisa aku bilang sebagai produk gagal, sehingga aku
sudah tekadkan bulat pada waktu itu untuk menyelesaikan cerita Salam Series
yang terakhir dan aku tamatkan saja. Kasihan sekali sebenarnya nasib si Salam
karena umurnya hanya dua postingan saja. Aku turut bersedih. Namun, ada kalimat
yang aku suka dari Salam Series : Hobby, yaitu “Salam sebagai manusia biasa
yang juga punya hidung, pasti bisa melihat.” Enjoy!
3. It’s All About... Rest, Minds, and
Life
Ini
sebuah kompilasi puisi-puisi yang aku buat ketika aku sakit selama satu minggu.
Ketika aku baca lagi, memang ada beberapa memori yang teringat, namun yang
paling aku tak ingat hingga aku baca lagi kompilasi puisi itu adalah, “Wow,
dulu saya rupanya sering kali bermain kata!” lihat kata-kata yang aku gunakan
waktu itu, apalagi pada judul Lalat dan juga Kembali Benar. Hmmm....sungguh,
apa dulu aku se-mellow itukah?
Sedikit
keluar dari topik, tapi pada postingan lain yang berjudul Hampir, wow! bahkan
pada paragraf terakhir, tak mampu berkata-kata aku ketika aku membacanya
kembali.
4. Hey! It’s Junior High School! dan
Why so Serious?
Sebuah
kontroversi besar! Hahaha... Inilah pertama kalinya aku mencampuradukkan fakta
dan khayalan dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Waktu itu entah mengapa
aku dapat ilham seperti itu dan merasa akan lucu dan menarik sekali jika aku
campur adukkan seperti itu. Dan aku sadari pada waktu-waktu berikutnya, inilah
titik kenyamananku dalam menulis. Dan ini menjadi semacam gaya penulisan
sendiri dalam postingan-postingan berikutnya.
Sebuah
cerita simpel yang sebenarnya hanya dua halaman saja. Namun yang view whew! Aku
senang sekali boii!!! Langsung heboh bener suer waktu itu, menurutku sih tapi,
tapi anggaplah saja iya. Bagaimana tidak, cerita itu seakan-akan aku anak SMP
cupu, norak, dan ingusan, putus pacaran terus cari pelarian ke permainan kartu
capsa!
Sangat
kontroversial sekali, seakan-akan aku membagi pengalaman buruk dengan enteng
saja, tebar sana tebar sini senangnya rasa hati. Hahaha. Dan kau tahu waktu itu,
Kawan? Aku tak bisa tidur semalaman karena kehebohan yang menurutku sangat
bombastis waktu itu. Senyumku lebar selebar-lebarnya tiada henti, dari udel
hingga lutut, persis seperti batas aurat.
Masih
ku ingat waktu itu, karena saking
senangnya, aku malam-malam langsung buat tulisan lagi yang judulnya “Why so
Serious?” Mungkin sedikit ramah ditelinga para penikmat film, dan yap! Memang
itu adalah kata-kata Joker yang aku adaptasi. Isinya berupa sebuah semacam
klarifikasi bahwa tidak semua tulisan penulis itu benar apa adanya. Sangat aku
sarankan sekali, Kawan, padamu untuk membaca lagi kedua postingan tersebut
secara berurutan.
Nah
satu lagi, pada tanda petik di bagian epilog II Orang-Orang Hebat, itu adalah
kata-kata yang aku ambil dari postingan Why so Serious?
Sedikit
bocoran, Kawan, aku putus kelas VIII dan aku addicted sama capsa baru kelas IX. Voila! Sebuah trik sulap kecil
yang telah aku buka!
5. It’s Too Late, Tania dan Kompilasi
Ini
inspirasinya satu, Romeo dan Juliet. Ini bahasanya satu, norak gak keruan. Tapi
bagaimanapun juga, ini salah satu postingan yang cukup sering di view. Aku
senangnya bukan main juga waktu itu, hehehe. Dan banyak juga yang jagat gonjang-ganjing
ini bertanya-tanya, apakah ini cerita dari pengalaman pribadi ku atau bukan.
Well, kasih tahu ndak ya. Ndak usah aja ya, biarlah jadi trik sulap saja cerita
ini. Huohohohoho. Biarlah jadi kontroversi.
Oh
ya, memang benar adanya, menurutku, seperti yang dalam postingan Kompilasi,
inspirasi utama ku tentang bumbu percintaan adalah cinta yang ironi dan cinta
platonik. Dan memang benar juga It’s Too Late, Tania itu juga karena
keinginanku untuk membuat sebuah cerita cinta ironi.
Sungguh
sangat ganjil sebenarnya, namun biarlah seperti itu. Aku hanya merasa,
orang-orang, masyarakat kebanyakan, sudah sering kali termakan dengan bumbu
cinta yang selalu akhirnya senang-senang saja. Tapi mereka sebenarnya tidak
menyadari bahwa bumbu yang lebih anehlah yang lebih membekas dari masa ke masa.
Seperti yang aku bilang di postingan kompilasi, contohnya Romeo and Juliet,
Titanic, dan yaa begitu-begitulah. Mungkin versi Indonesia-nya kayak
Tenggelamnya Kapal van Der Wick (walau itu agak norak sih). Mungkin versi
ter-up date kayak The Amazing Spider-Man 2 yang ending cintanya ironi juga.
Belum
tahu ya kalo itu The Amazing Spider-Man 2 ceritanya nanti cinta ironi? Oke, jadi
ya, nanti si Peter Parker gagal move on, soalnya....nah kok aku jadi spoiler. Tapi
gak apa-apa juga kan ya, suka-suka aku kan? Aku kan pingin ngiming-ngimingi
yang pada belum nonton. Hayooo belum nonton yaaa...kapoookkkk...keren lho,
serius (padahal biasa aja). Astaghfirullah, tidak baik, Kawan, seperti itu.
Ndak baik ngece-ngece seperti itu. Ayo kita ber-istighfar. Kita semua telah
khilaf. Padahal yang khilaf aku, haha, enjoy!
6. Untitled
Sebuah
karya yang aneh. Terdiri dari 6 bintang. Bintang dalam tulisan ini maksudku
adalah pikiran. Jadi berarti ada 6 pikiran. Bukan bermaksud ada hubungannya
dengan satanisme atau teori konspirasi atau teori dengan pemujaan roh-roh halus
yang gentayangan dan biasanya dilambang dengan angka 666. Bukan, bukan sama
sekali.
Mengapa
6? Alasannya simpel. Aku suka angka 6. Sudah itu. Tak ada lagi alasan lain.
Tapi jika kau, Kawan, masih menganggapnya itu sebuah angka 6 yang sedikit
berbau konspirasi dan lain sebagainya, itu terserah padamu. Aku juga tak dapat
menyalahkanmu, toh juga isi dari sebuah karya Untitled ini sangat ambigu dan
tidak jelas. Seperti sebuah ada rahasia terselubung sendiri di dalamnya. Yang
jelas, keenam pikiran itu, walau sepertinya tidak, namun kesemuanya berhubungan
satu sama lain.
Salah
satu hal yang ingin aku angkat dalam karya ini yaitu betapa luar biasanya
kekuatan pikiran. Membingungkan? Ya, itulah pemikiran. Pemikiran itu rumit,
namun pada akhirnya pemikiranlah yang merubah wajah dunia. Mengapa bisa?
Hmmm.....sepertinya ini akan menjadi sebuah bahasan khusus yang menyenangkan.
Akan aku coba membuat sebuah postingan tentang pemikiran, Kawan.
Oh
iya, tak engkau perhatikankah, Kawan, bahwa Untitled ini juga aku posisikan
pada nomor enam? >: )
7. Ta’aruf
Jadi
ini serius. Sebuah momen yang penting. Dan dari momen penting itu aku ambil hal
yang bagus. Intinya, secara keseluruhan, itulah wanita di mataku sejak saat itu.
Harus dijaga dan dirawat baik-baik. Baik itu wanita dikeluarga sendiri, wanita
teman-teman ku, hingga wanita pendamping hidupku nanti. Karena wanita adalah barang paling berharga
bagi setiap keluarga. Dan wanitalah yang memberikan surga ditelapak kakinya
melalui ibu atau mama kita. Sungguh luar biasa.
8. Made by The 90’s
Made
by The 90’s! Kisah yang insyaAllah 95% benar sesuai kenyataan. Versi lain
monggo, terutama bagi kawan-kawanku yang memang telah berbagi cerita bersama
denganku. Terima kasih, Kawan.
9. No Friends, No Enemies, Just People
Sebuah
postingan yang aku dedikasikan untuk ulang tahunku sendiri. Sebuah postingan
yang cukup bagus menurutku. Dan ini postingan juga cukup serius, berbobot, dan
bernilai. Tapi itu semua menurutku. Semua orang punya pendapatnya
masing-masing.
Sangat
mudah ditebak sekali bahwa ini ada sebuah gabungan kenyataan, imajinasi, dan
kekuatan pikiran yang amat dahsyat melebur menjadi satu. Walau pada akhirnya
bahasa yang keluar cukup banyak noraknya. Tapi biarlah seperti itu. Biarlah
norak seperti itu.
10. Alhamdulillah
Ini
adalah bahasan penutup dari postingan Behind The Stories ini. Mengapa? Karena
kisah lain seperti dwilogi Goolll!, Here I Come, dan Orang-Orang Hebat sudah
jelas maksudnya. Goolll! Adalah kejadian saat SMA yang yaaahhhh....tidak
semuanya benar dan ada bumbu menggelitik di sana-sini, hehehe. Here I Come itu
pas aku kecelakaan dan wajahku ada coretan di mana-mana. Orang-Orang Hebat ya
orang-orang hebat, itu saja.
Alhamdulillah
ini adalah cerita pertama yang aku padukan antara kisah saat aku sudah kuliah
dan imajinasi. Sebenarnya untuk kesempatan menawarkan tumpangan itu ada di dua
kejadian dengan dua percakapan yang berbeda. Namun aku jadikan satu, dan voila!
Sebuah masakan siap disantap!
Yah,
jadi begitulah, Kawan. Ini perjuangan membuat postingan ini, membutuhkan editan
sebanyak tiga kali. Jadi kesemuanya itu, intinya adalah editan tiga kali ini. Sekian,
dadaa :D