Manusia itu bisa
dibedakan menjadi tiga tipe. Namun tipe berdasarkan apa? Pertanyaan bagus. Dan
sekarang saya akan menjawabnya dengan (InsyaAllah) bagus. Mbulet? Sabar. Jika
Anda tidak paham maksudnya, maka selamat! Kewarasan Anda masih normal. Anda berhak
makan gratis dirumah masing-masing. Ha. Ha. Ha. Saya tahu gak lucu, jadi ndak
usah ketawa ya guys. He! Sudah ndak usah ketawa lo, gue lempar sendal mancep
ntar di ndas lo (baca: sudah ndak usah ketawa kamu, saya lempar sandal nempel
nanti dikepalamu). Pembaca, sungguh pemilihan kata yang kurang baik itu tadi.
Don't try that at home, but please, try that at school. Enjoy!
Oke, kawan. Ini saya
mau membuat tulisan yang sedikit berbobot, namun usaha untuk membuat parodi
yang lucu tetap ada, walau akhirnya amburadul, haha. So please, remind me when I gone wild. Saya tidak ingin kejadian pada paragraf pertama terulang. Baiklah,
saya akan memulai lagi dari paragraf ketiga. Yo, semangat yo!
Manusia, semakin lama
hidup, tentu akan mengalami banyak peristiwa. Peristiwa tersebut selalu berbeda
antara manusia yang satu dengan yang lain. Nah, peristiwa yang dialami oleh
manusia itulah yang disebut pengalaman. Dan pengalaman itu yang membuat manusia
belajar bahwa hidup penuh dinamika dan tantangan yang indah. Dari pengalaman
tersebut pula manusia belajar. Lalu akhirnya manusia bisa dibedakan menjadi
tiga berdasarkan bagaimana dia belajar dari pengalaman itu. Ini kesimpulan yang
saya tarik setelah hidup kurang lebih 18 tahun dan sekian bulan. Ya ampun, saya
tua ya kawan. Maaf, aku ancen arek lawas, trus kate lapo? Nek kon bonek aku
kate lapo? (baca : aku memang anak lama, terus mau apa? Kalo kamu bonek aku mau
apa?) Oke, aku lupa diri. Makasih sudah ngingetin bro-sist.
Ya, ada tiga tipe
manusia. Apa aja itu? Check this out! ;)
Mengapa disebut tipe
manusia cerdas? Karena tipe manusia ini tidak akan mengulangi kesalahan yang
sama seperti pengalaman yang telah ia dapatkan. Artinya dia merupakan tipe
manusia yang belajar dari pengalaman secara cepat. Jadi, ketika dia melakukan
sesuatu pekerjaan dan ada indikasi bahwa pengalamannya terulang, maka serta
merta dia akan berhenti. Lalu membuat dari awal pekerjaannya agar pengalamannya
tak terulang. Motto hidup orang cerdas adalah, "Hanya keledai yang masuk
lubang yang sama dua kali." Dan orang cerdas tidak mau disamakan dengan
keledai. Apalagi kedelai, kedelai itu bahan pembuat tempe. Hehehe. Geje rek.
Namun, tipe manusia
cerdas ini tidak lebih dari manusia yang sangat naif. Sangat polos. Mengapa? Karena
bisa dikatakan jika manusia ini mendapatkan pengalaman, maka dia secara
mentah-mentah mencerna bahwa pengalaman buruk itu tak boleh terulang. Dia tidak
memperhitungkan bahwa bisa saja pengalaman buruk itu terjadi karena
faktor-faktor lain. Sehingga dia tidak berpikiran bahwa pengalaman buruk itu
bisa saja tidak terjadi jika dia melakukan sedikit perubahan dalam prosesnya.
Sehingga bisa
dikatakan, dia hanya belajar sekali saja.
Sedikit berbeda dengan
tipe manusia cerdas. Tipe manusia beruntung masih mengulangi apa yang telah
pengalaman ajarkan padanya. Kasarannya dia jatuh pada lubang yang sama dua
kali. Mengapa dia mengulangi kesalahan yang sama? Karena daya pikir manusia
beruntung sampai pada "bisa saja pengalaman buruk terjadi karena beberapa
faktor". Sehingga dia mengulangi kesalahan yang sama itu bukan karena
serta merta dia goblok kayak keledai. Tapi dengan asumsi dia dapat mengubah
pengalaman buruk yang telah dia dapat menjadi pengalaman yang baik dengan cara
merubah faktor-faktor yang ada.
Maka manusia tipe
beruntung bisa disebut sebagai manusia tipe cerdas yang sebenarnya karena daya
pikirnya yang melampaui tipe manusia cerdas. Dan dia tidak hanya hanya belajar
sekali, namun dua hingga tiga kali.
Lalu, tipe manusia ini
disebut tipe manusia beruntung, karena setelah ia mengulangi kesalahan yang
sama dua hingga tiga kali, dia mampu merubah pengalaman buruknya menjadi
pengalaman yang baik karena usahanya merubah faktor-faktor yang ada. Tipe
manusia ini beruntung karena bisa merubah pengalaman buruknya.
3. Tipe Manusia
"PEMBERANI"
Tipe manusia ini
disebut berani (baca : goblok tak terhingga) karena selalu mengulangi
pengalaman dan kesalahan yang sama berulang-ulang. Dia, dengan gobloknya, tidak
takut mengulangi kesalahannya bukan hanya dua hingga tiga kali, namun hingga
puluhan kali. Mengapa bisa begitu? Karena mereka tidak secerdas orang-orang di
sebelumnya yang telah disebutkan di atas, sehingga tidak menyadari bahwa dia
mengalami pengalaman yang sama dan berani (baca : goblok) saja mengulangi
kesalahan yang sama.
Tipe manusia ini tidak
pernah belajar dari pengalamannya. Dan tipe manusia berani inilah orang goblok
yang sebenarnya. Hahaha...
Nah Kawan, termasuk
tipe manakah dirimu? Aku? Aku kayaknya adalah tipe pemberani. Haha...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar