Flash disk itu sangat penting di dunia dewasa ini. Hehe, ini
kalimat pertama berat banget bahasanya ya. Tapi memang benar kok jika flash
disk itu sangat penting. Sebenarnya tidak harus flash disk, tapi alat penyimpan
data, bisa hard disk external, memory card, handphone, dll. Apalagi orang
kantoran dan pelajaran, alat penyimpan data hamper seperti kebutuhan, walau ada
email, tapi kan ya lama, kudu leren mbuka email sek. Kesuen. Jadi kalo
orang-orang tipe seperti itu kehilangan flash disk atau alat penyimpanan
datanya, mereka pasti bingung. Pusing. Pusing? Minum Oskaben.
Begitupun juga denganku. Waktu itu aku sudah lama tidak
punya flash disk. Cerita bagaimana aku kehilangan flash disk pun sungguh
tragis, beneran ini, sungguh, rasanya ingin bercucuran air mata jika mengingat
peristiwa itu. Tapi demi kau, Kawan, akan ku ceritakan kembali peristiwa itu.
Aku lupa hari itu hari apa. Yang jelas waktu aku ke sekolah
mengenakan seragam putih abu-abu. Kesimpulan pertama, kemungkinan itu hari
Senin, Selasa, atau Rabu. Hari itu sungguh indah, karena semua berjalan lancar
dan menyenangkan. Bertemu dengan teman sekelas yang hampir semuanya normal,
bertemu dengan teman lain kelas, bertemu dengan guru kelas, bertemu dengan guru
lain kelas, bertemu adik kelas, bertemu dengan adik lain kelas (lho?), ya
seperti itu, hampir semuanya normal.
Pelajaran bahkan berjalan menyenangkan yang biasanya
membosankan, dan sepertinya inilah satu-satunya yang tidak normal dari hari
itu. Semua lancar, beneran lancar, bahkan sepanjang hari itu pun aku
bersenandung kecil menggambarkan suasana hati yang damai. Sampai pulang dari
sekolah pun sama. Sampai di rumah ku pun damai. Hingga akhirnya aku membuka
laptop, karena perlu meng-copy sesuatu aku mencari flash disk di dalam tas, dan
langsung aja flash disk-nya tidak ada. Sedih banget kan kejadiannya? Aku yakin
teman-teman semua sedang berlinangan air mata. Kesimpulan kedua, jika hari mu
berjalan normal dan kau bersenandung kecil sepanjang hari, maka bersiaplah
berlinangan air mata di hari yang sama.
Beberapa bulan kemudian, mungkin sekitar tiga bulan, aku
beneran lagi butuh yang namanya flash disk. Nah, karena kondisi yang
benar-benar memaksa, maka aku harus beli flash disk. Di Surabaya, pusat jualan
elektronik ada di Hi-Tech Mall, Jl. Kusuma Bangsa. Bagi yang tidak tahu
Surabaya, Surabaya itu sebelahnya Sidoarjo, deket kok, beneran, sungguh. Jika
tidak tahu Sidoarjo, ya sudah urusan lo itu mah.
Sekolah ku, sekolah nomor satu sejagad, juga berada di Jl.
Kusuma Bangsa. Karena dekat, aku pun juga tidak repot mengatur jadwal memburu
flash disk dengan jadwal sekolah. Eh, kayak orang sibuk aja ngatur jadwal. Tapi
beneran sibuk kok, sibuk mencari cara menyibukkan diri. Pusing? Minum Oskaben.
Pilihan hari untuk hang out itu selalu akhir pekan, dan
Jumat merupakan hari yang beruntung karena aku akan hunting flash disk di hari
itu. Selamat kepada hari Jumat, pajak ditanggung pemenang! Setelah sholat
Jum’at, aku langsung cabut. Sebenarnya waktu itu aku ngajak seseorang sih untuk
nemenin, tapi orangnya gak bisa. Ya baguslah, jika bisa nemenin trus mbawa
anaknya orang, dikirain penculikan, trus Hi-Tech Mall dikelilingi polisi. Ah,
imajinasi yang terlalu liar. Malah sekarang aku nggak ngerti ke mana rimbanya
itu orang, hehe, salah siapa juga nggak mau.
Sesampainya di Hi-Tech Mall, karena kebetulan ada pameran
tablet android dan latop, jadi lumayan rame. Baguslah, sekalian aku nyari tipe
android yang bisa paling jauh jangkauannya kalo dibuat maen lempar-lemparan.
Dan terang aja, mbak-mbak SPG ngelemparin android gabus ke muka. Guys, itu
artinya aku di usir, paham? Atau pusing? Pusing? Minum…….. kau sudah tahu
jawabannya kawan ;)
Setelah mencari-cari, akhirnya aku simpulkan bahwa rata-rata
harga flash disk yang 16 GB itu seratus ribuan. Okelah, jika seperti itu
berarti sudah fix. Langsung saja ku beli. Dengan perasaan haru bahagia, seperti
orang jahiliyah yang mendapat hidayah, aku bersyukur atas kepemilikan penuh
flash disk yang telah aku beli. Kawan-kawan juga seharusnya terharu, karena
inti cerita ini tu sedih. Beneran. Suer.
Karena hari masih panjang, aku puasin aja keliling Hi-Tech
Mall. Sok-sok tanya android gitu walaupun gak beli. Beralih dari satu counter
ke counter yang lain. Menikmati harga-harga miring android dan laptop. Tanya
ini itu, mulai keunggulan produk hingga di mana ada toilet. Biarinlah SPG-nya
berbusa-busa nerangin dan aku gak beli, toh itu sudah job desc mereka untuk
melayani calon costumer.
Ditengah-tengah aku asik berjalan keliling counter,
tiba-tiba ada suara dari pengeras suara mall.
“Selamat siang para pengunjung Hi-Tech Mall Surabaya, It’s
Friday but It’s not free day yah, hahaha, nah, kami dari Telponsel akan
menawarkan aksesoris laptop mulai dari harga 5 ribuan mulai pukul tiga sore ini.
Syaratnya mudah, hanya cukup dengan membawa fotokopi KTP, Anda sudah bisa
mendapat aksesoris laptop mulai dari headset, cardreader, hingga flash disk
dengan harga mulai 5 ribuan. Temukan counter kami.”
Oh, what the hell men?! Aku beli ini flash disk seratus
ribu! Dan ini setengah tiga! Langsung aja aku nyari itu yang namanya counter
Telponsel. Eh sesampainya di sana antrian sudah menjulur hingga 10 meter dan
semua yang mengantri berdesakan. Glek. Mampus. Tapi keren juga tuh
kata-katanya, it’s Friday but it’s not free day.
Dengan sikap berani aku melewati antrian terus langsung
tanya ke petugasnya tentang flash disk itu. Terus dari situ aku tahu flash
disk-nya “cuma” 8 GB doang, beda separo dari punyaku, tapi harganya itu lho.
Harganya itu hanya sepuluh ribu doang! Terus aku Tanya lagi tempat fotokopi,
dan di Hi-Tech Mall ndak ada. Jika mau fotokopi harus nyari di luar. Great. Jam
menunjukkan 15.20, antrian bertambah panjang menjadi 15 meter. Langsung saja
aku menjauh dari counter, bisa-bisa antrian berpikir aku menyerobot, terus kalo
aku dikeroyok gimana? Polisi tidak sedang ngepung Hi-Tech Mall seperti
imajinasi liarku tadi. Bisa megap-megap nanti aku dikeroyok.
Perhitunganku, memfotokopi KTP sepuluh menit. Sepuluh menit
lagi obralan di buka, dan saat aku kembali aku pasti mendapat antrian paling
belakang. Dan antrian pada saat itu pasti sudah mencapai 20 meter. Okay, It’s
Friday and it’s not free day. Because, if It’s free day I have some luck and
got the 8 GB damn flash disk.
Akhirnya dengan pilu, aku pergi meninggalkan counter
Telponsel. Aku beralih keliling hampir seluruh Hi-Tech Mall, bahkan menemukan
jalan tembusan ke Taman Hiburan Remaja. Sebenarnya jalan tembusan itu memang
sudah ada sejak lama, tapi karena masa kecil yang jarang berpergian, jadi baru
tahu aja kalo ada jalan tembusan itu. Hingga akhirnya aku berhenti di salah
satu sudut Hi-Tech Mall.
Aku mampir di counter DVD. Hehehe. Langsung aja aku
nyari-nyari film yang kira-kira bagus. Pertama aku bingung. Terus aku tanya
bagian horror di mana sama petugasnya. Setelah diberitahu, aku nyari
pelan-pelan. Harga DVD tu sepuluh ribuan, ups, bajakan bukan sih, sstttt…aku
ndak niat beli, selain kantong pelajar itu tipis, juga karena aku gak punya
uang banyak. Lho bedanya apa coba? Ya seperti itulah. Beneran ini, sungguh. Beda
kalo nanti ada film yang bagus, aku beli, hehe. Aku terus lihat satu-satu
dengan perlahan. Aku memang senang sih dengan genre horror dan thriller, action
juga suka lho. Apalagi waktu itu aku baru-baru aja liat film the The Ring dan
The Ring 2 yang keren gila. Yang jelas, aku agak ndak suka drama -,-
Kan jarang ya di Indonesia, apalagi anak mudanya suka horror
atau thriller. Aku suka horror dan thriller itu juga lucu alasannya. Karena
entah mengapa gitu ya kalo horror atau thriller, pas setannya muncul ngagetin,
aku mesti ketawa. Jadi misalnya ya, di film, JLEB! Aku, HUAHAHAHA, sambil
nunjuk-nunjuk layar. Aku juga gak tahu kok bisa kayak gitu, agak mental
disorder mungkin. Tapi ya, aku ndak suka horror atau thrillernya buatan
Indonesia, bukan karena tidak cinta produk dalam negeri, tapi karena horror
atau thrillernya itu cabul demi ningkatin nilai komersil. Dari judulnya aja
keliatan, pocong perawanlah, genderuwo keramas (maksudnya lagi mandi, kan
buka-bukaan gitu), hingga pocong kawin kuntilanak. Ckckck, inilah Indonesia,
menjatuhkan martabat bangsa sendiri demi mendapat keuntungan komersil pribadi.
Kawan, saat kita yang memegang negeri ini, mari kita rubah semua kebejatan ini
ya.
Nah di tengah-tengah nyari itu, tiba-tiba di sebelah ku
dating cowok. Dia juga lagi nyari-nyari film, 2 – 3 menit gitu dia gak nemu
yang cocok, dan habis sedikit ngacak-ngacak tumpukan film, terus cabut. Nah,
mbaknya yang jaga gentian di sebelah ku. Walaupun pelan tapi aku denger gerutuannya.
“Oala, wes gak tuku, mbalikno sekarepedewe.”
Hm, mampus. It’s Friday but it’s not free day. Dari awal aku
nggak niat beli. Ini kalo gak nemu alasan yang cocok, bisa-bisa di damprat,
mengingat aku ya agak ngacak-ngacak tumpukan film, hehe.
Oke, selagi aku menghabiskan tumpukan film horror aku
berpikir keras untuk menemukan alasan dengan aman. Gagal. Aku beralih ke film
action, lima menit, bahkan sampai tumpukan film action habis. Gagal. Bahkan aku
beralih ke tumpukan film drama, lima menit. Gagal. Dengan hati deg-degan aku
pasrah. Biar gak dampratan si penjaga film kampret itu berlebihan, aku
kembaliin film yang telah ku acak-acak dikit itu. Ditengah mengembalikan tumpukan
film horror yang acak-acakan, aku langsung menuju mbaknya dan berkata,
“Mbak, film The Omen ada?”
“The Omen? Ndak punya mas.”
“Okelah mbak, makasih” jawab ku terus kabur.
Alhamdulillah. Sudah, sudah usai. Aku yakin juga si penjaga
juga gak marah karena dia gak punya. Tapi ya The Omen itu film tahun 1976!
Gimana mbaknya bisa punya coba?! Huahahaha. Biarinlah. Udahan deh, mendingan
pulang aja. Sudah cukup kegilaan hari ini dan sudah cukup dengan it’s Friday
but it’s not free day.
Semua lancar ketika pertama kali menuju tempat parkiran.
Namun tiba-tiba saja kepalaku menoleh ke salah satu counter dan tertulis di
kacanya 16 GB : 90.000! Damn! Tadi waktu aku nyari kok gak ada sih?! Yang bener
aja. Ini counter pasti konspirasi sama gue. Sudah, daripada ini hati
uring-uringan, aku segera meninggalkan counter itu. Nggak beberapa lama, tiba-tiba
ini kepala menoleh lagi tanpa seizinku. Seperti gerakan refleks. Dan tanpa
sadar aku membaca tulisan di salah satu counter, dank au tahu Kawan apa yang
tertulis di situ? 16 GB : 80.000! What the hell men?! Oh God, it’s Friday but
it’s not free day.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar