21 Jan 2013

Hampir

Ini sangat merusak. Seperti hempasan angin yang keras. Hingga menghancurkan bangunan setengah jadi yang megah penuh kesombongan. Badai, bahkan hingga melepas pondasinya. Hilang tak berbekas, hanya kerikil tersisa.

Ini seperti kembali ke nol. Bangunan setengah jadi selama satu bulan terakhir lenyap. Memulainya lagi dari awal. Dan memastikan semua dikerjakan dengan kepala merunduk layaknya padi. Kebusungan dadalah yang menyebabkan angin datang, hingga tak ada lagi yang tersisa untuk ditunjukkan.

Prioritas. Sungguh sulit. Namun dari sini, terlihat jelas ke mana arah utama. Kepemilikan, hingga martabat di angkat. Merekalah yang membuat bertahan. Karena merekalah prioritas diperjuangkan. Merekalah lentera dalam dada yang senantiasa menyala untuk menerangi kepicikan hati. Hingga hati itu, tergugah, menggerakkan badan, dan menuntun menuju tujuan yang tepat.