23 Feb 2013

It's Too Late, Tania

 Once upon a time, lived a man called Nichov. He loved a girl, called Tania. He did everything for her. Whatever Tania wanted, Nichov would make it comes true. Even the impossible one.
But Tania never loved him. She hate him. In Indonesian we called, 'cinta bertepuk sebelah tangan'. Hahaha.

And one day...
Nichov  : Tania, this is your flower you want. It's very difficult to find. This flower only in the top of   mountain.
Tania     : I don't care. Give it to me.
Nichov : Are you happy now?
Tania     : Of course not. This flower are droop already.
Nichov : I'm sorry, I suppossed take care it carefully.
Tania     : And you take too much time. One week?! You must finish what I want in one day, even you have to climb the Everest, or diving the Mariana.
Nichov : All right then. I'll do my best. Just for you my love, Tania.
Tania     : Now dismiss.
Nichov : Do you love me?
Tania     : I said, dismiss!

Poor. Poor Nichov.

Nichov has a friend. A best friend. He's name is Nicholas. He's just a dreamer, a gipsy, like a bird flying in the sky so high. Where he live are unknown, when he was born are unknown, he's job are unknown, he's a mistery, even for the Nichov himself.

But Nicholas always on the coast in the evening. Sit on the dock, watching the sky, feeling the sea and see the horizon between them, so joyful. He's dreaming. And Nichov, always sit beside him, talk about family, life, love, people, country, and of course, about dream.

And after the flower accident, Nichov meet Nicholas.
Nichov                  : Hi Nicholas.
Nicholas               : Hi Nichov. Where have you been in the last one week? And you look so mess.
Nichov                  : Haha, I'm sorry. I've arrived from the mountain. To find a flower, for my love, Tania.
Nicholas               : Tania again?
Nichov                  : Yes.
Nicholas               : Are you insane? Lost you mind?
Nichov                  : Of course not. I think It's you.
Nicholas               : What?
Nichov                  : I think you are insane.
Nicholas               : Oh thanks. Very helpful.
(silence for a moment)
Nicholas               : Does she ever respond your love?
Nichov                  : Never.
Nicholas               : So why you still bear up? Find another girl, who love you. Enjoy your life, don't waste your time for her. She's absolutely arrogant.
Nichov                  : Nicholas. I just love her. Everything I do, for her. Even I burried alive, or burned by the fire, I'll do my best for her. Even she never respond my love, I don't care Nicholas. I don't care, I just want to make her happy.
Nicholas               : That's love. (whispering)
Nichov                  : Pardon me?
Nicholas               : That is....the true love.
Nichov                  : I don't understand Nicholas.
Nicholas               : Nichov, love is just about what you give. And never expect what you will get from it. You have found your love.

Nichov can't say any word. He smiles. He thinks, he find his love already. Untill one day...
Nichov  : What do you want my dear?
Tania     : Bring the uniqe clam from Cruesel Island.
Nichov : But the weather is so bad for sailing, babe.
Tania     : You said you love me? Lie.
Nichov : No. But...
Tania     : Shut up. Just bring me the clam.

Eventhough the bad weather, nichov goes sailing.

1 month later....

In the evening, Tania goes to the coast. Stand up on the dock, watching the horizon. And of course there's Nicholas there.

Nicholas               : Hi young lady, what are you waiting for?
Tania                     : My love, Nichov.
Nicholas               : Ho, so you are Tania.
Tania                     : How could you know? Who are you?
Nicholas               : I'm Nicholas. Nichov was my friend. My best friend.
Tania                     : Where is he now?
Nicholas               : Heaven, Tania.
(Tania started to cry)
Tania                     : What happened?
Nicholas               : Storm sink his boat when he was sailing to find uniqe clam for you in Cruesel Island.
Tania                     : No! Nichov! (crying)
Nicholas               : Why are you so sad? You never love him!
Tania                     : I was wrong. (crying)
Nicholas               : Do you ever think about him? Just for once?
Tania                     : No, stop! (crying)
Nicholas               : Do you ever imagane how he love you so much?
Tania                     : Stop it, Nicholas! (crying)
Nicholas               : Now you understand. It's very lucky when you loved by someone. Just don't waste it, or you will suffer.
Tania                     : Yes, I suffer. I'm sorry. Nichov, I love you!
Nicholas               : It's too late, Tania!
Tania                     : Shut up Nicholas! Even I burried alive, or burned by the fire, I'll do everything for him now. Even he never respond my love, I don't care Nicholas. I don't care!
Nicholas               : Yes. That's love, Tania. You have found your love.

The End.



Haha. Ini dia karya pertama saya yang full coro (baca : cara) Inggris-an. Mungkin ndak full ya, kan ada tulisan cinta bertepuk sebelah tangan. Hehehe

Walaupun begitu, ini baru pertama. Jadi jika ada yang salah dalam penyampaian kata-katanya saya mohon maaf. Bahkan saya kalo bisa diingatkan dan diberi tahu penulisan yang benar. Ya caranya sih tinggal komen aja di bawah. Gampang \(^o^)/

Maaf juga sih kalo kata-kata yang dipilih agak norak dan blak-blakan, hehehe. Maklum baru pertama. Maklum kan semuanya? Maklumlah baru pertama (kok mbulet ae seh). Oke, jadi minta doanya aja biar tambah jos Inggrisnya, kagak norak-norak nemen (baca : banget) kayak di atas. Hehe

Okay, It's my life. Enjoy it!

16 Feb 2013

Chinese Philosopher

Chinese Philosopher
                Sebenarnya agak kurang tepat jika ini disebut filosofi. Karena sebetulnya saya cuman copy-paste quote-nya orang-orang keren ini. Wow, apa gerangan yang membuatku begitu nyaman membaca kata-kata mereka? Sebenarnya gampang kawan, jika ingin pandai maka bergaulah dengan orang-orang pandai, jika ingin ganteng maka bergaulah dengan orang ganteng. Nah, orang-orang Cina sangar dibawah ini juga saya “gauli” (bukan yang macam-macam lho ya) itu dengan tujuan agar saya bisa sendewo mereka dalam meracik kata-kata, Amin. Doain dooongg!!! Wow, tapi mereka sudah lama mati, berarti jika saya menggauli orang mati, saya sudah mati dong. Hehehe. Geje? I know. Shut up. Suka-suka gue dong, lo sewot amat sih. Lo itu cuman baca, oke?!
                Maap, epek orang geje, harap dimaklumi kawan.
                Pertanyaannya, mengapa Cina? Bukankah filosofi dulu berakar dari Yunani ya? Kayak Plato, Pluto, eh…Plato, Aristoteles, Socrates, dll. Tenang kawan, orang-orang macam Sun Tzu (The Art of War), Confucius, Laozi (Lao Tse), Mencius, sebenarnya gak kalah jauh hebat, menggetar membahana kata-katanya. Mau tau? Check this out ;)
“Buatlah musuhmu gelap mata. Mereka yang gelap mata tak akan menang.” Sun Tzu

“Kebanggaan kita bukan terletak pada tidak pernah gagal, tetapi selalu bangkit kembali setiap kali kita jatuh.” Confucius

“Selama anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang.” Sun Tzu

“Panglima perang yang hebat, bukanlah dia yang berhasil menang seratus kali dalam seratus peperangan. Panglima perang yang hebat adalah dia yang berhasil memenangkan peperangan tanpa perang.” Sun Tzu

“Semakin banyak kau membaca dan belajar, semakin sedikit yang musuhmu ketahui.” Sun Tzu

“Untuk mengetahui musuhmu, maka jadilah musuhmu.” Sun Tzu

“Seorang pemimpin memimpin dengan contoh, bukan dengan kekuatan.” Sun Tzu

“Bukan yang kuat yang menang, tapi yang menanglah yang kuat.” Franz Beckenbeuer (Lho, katanya Cina?!)

“Mengetahui orang lain adalah kecerdasan, mengetahui diri sendiri adalah kebijaksanaan yang sebenarnya, menguasai orang lain adalah kekuatan, menguasai diri sendiri adalah kekuasaan yang sebarnya.” Lao Tse

“He who knows that enough is enough will always have enough.” Lao Tse

 “Saya tidak terganggu dengan fakta bahwa saya tidak tahu, namun saya terganggu ketika saya tidak tahu satu sama lain.” Confucius

The superior man is modest in his speech, but exceeds in his actions.” Confucius

“Orang yang paling biasa adalah orang yang berkata bahwa dirinya luar biasa. Namun orang yang paling luar biasa adalah orang yang berkata bahwa dirinya biasa.” Limpat S.

                Eitsah…..
               

9 Feb 2013

Why so Serious?


Salah satu guruku pernah bercerita. Bahwa dulu sekitar tahun....tahun berapa lupa. Yang penting sudah dulu banget. Ada seorang artis terkenal, yang tentu aja terkenal pada jaman itu, sedang jalan-jalan di mall. Lalu ada seorang ibu-ibu, tanpa liat kiri kanan, mendatangi itu artis ketika di mall. Nyerocos bentar, terus nampar itu artis di mall, di tempat umum.

Si artis terpana, lalu dengan gerakan slow motion....ya ndaklah ya. Si artis cuman bengong aja. Hingga akhirnya di usut dan di proses deh si ibu-ibu itu. Lalu si ibu-ibu ketika ditanyai alasan mengapa menampar si artis, si ibu-ibu menjawab, "Dia itu kurang ajar. Coba lihat, gara-gara dia, si lakonnya dalam sinetron ini jadi sengsara."

Wow! Unbelievable! What god damn, you know. Tapi kawan, tahukah kau apa yang dilakukan si artis? Dia cuma tersenyum, dan diam saja. Tanpa menuntut secara hukum si ibu-ibu. Tahu alasannya? Alasannya simple, si artis mengatakan bahwa aktingnya tersebut telah berhasil. Buktinya ada yang menganggap peran antagonisnya itu nyata seperti aslinya. Dan ia bangga akan kemampuan aktingnya hingga akhirnya tidak menuntut apapun pada si ibu-ibu. Padahal, sebenarnya bisa saja tu artis nuntut, karena itu seperti penganiayaan, di tempat umum pula, diliatin orang pula. Malu kan man kalo kayak gitu.

Mungkin itu juga perasaan yang sama yang dirasakan oleh seorang penulis. Maaf ya, bukan maksudnya gimana, tapi kau tahu teman, tak segalanya fakta, dan tak selamanya palsu yang ditulis oleh penulis. Bukan panelis lho ya, kalo panelis beda lagi. Hoho, gak nyambung ya. Gak lucu juga ya. Maaf ya, maunya sih membuat teman-teman ketawa, tapi sungguh ironi, aku gak nemu bahan buat ngelucu. Sorry, aku hanya pengen buat kalian tersenyum guys :’<

Penulis hampir sama halnya dengan artis. Mereka mempunyai dunia nyata, dan dunia peran (kalo penulis mungkin dunia imajinasi ya lebih tepatnya). Artis, biasanya sangat mendalami perannya hingga menunjukkan kesan itu bukanlah suatu akting, namun kehidupannya nyata. Padahal ya tetep aja, itu cuman akting, pura-pura doang. Dan penulis pun juga seperti itu, menceritakan apa yang ia imajinasikan hingga menimbulkan kesan itu sebagai sesuatu yang benar-benar nyata. Penulis tenggelam di dalam imajinasinya, menghirupnya dan membungkusnya dengan rangkaian kata.

Honestly, when some people took my story so serious as real as my life, well...what can I say? It's cool!!!! Well, actually I was shocked. But I’m happy, and it's cool. Kawan, tidak semuanya fakta. Ada beberapa yang fakta, ada yang hanya guyonan, dan ada juga bumbu tambahan yang sama sekali sampah tidak ada sangkut pautnya sama dunia nyata, sehingga akhirnya imajinasi yang terbentuk dalam batok kepala ini membentuknya menjadi suatu cerita komedi yang menurutku lucu. Semoga teman-teman juga menganggap lucu komedinya, amin. Inget guys, aku hanya ingin membuat kalian tersenyum :’<

Kawan, sungguh saya sangat senang ketika ada yang meyakini itu benar-benar nyata. Bahkan kalo bisa diumumin lewat radio, jangan, lewat televisi, atau...terserahlah, yang penting media massa bahwa saya senang. Tapi apa yang bisa ku katakan? Tak semuanya itu fakta. But thank you so much guys, because you feel so interested on it when you read it.

Lalu teman-teman pasti timbul pertanyaan, mana yang fakta dan mana yang hanya bumbu tambahan? Iya ndak? Sudah, iya ae lho, biar ini crita tambah panjang, hehe. Well, like a magic. Kau akan terpana ketika tidak tahu rahasianya. Tapi kau akan bosan ketika sudah tahu trik sulapnya. Semudah itu alasannya. Hahaha. Terima kasih banyak, kawan.

Eh jangan lupa buka My Profile ya, lihat contact infonya, simpen email saya (itu termasuk ym), klik follow pada profil twitter saya, klik request as a friend pada facebook saya, trus kalo kamu cowo, please, jangan ajak saya jalan berdua dengan Anda. Karena saya normal, tapi kalo bertiga bolehlah :* He ndak he, saya normal. Semudah itu... ;)

8 Feb 2013

Hey! It's Junior High School!


Memang benar sekali jika SMA itu masa yang…aduh luar biasalah. Walau aku masih SMA, tapi aku sudah bisa merasakan rasanya SMA. Hm, yaiyalah, kalo belum SMA ya belum bisa ngerasain masa SMA. Okay, back to the topic, karena di SMA kita semua bisa tahu yang namanya anak muda dengan semangat berapi-api tentang segala sesuatu. Mulai semangat membara tentang membangun Indonesia, semangat membangun masa depan, hingga semangat membangun rumah tangga yang sakinah. Waduh.

Di masa SMA pula kita seperti anak yang mulai secara perlahan apa itu yang namanya dunia. Hingga kita menyadari apa itu yang namanya “hidup tak semudah angan”. Namun asiknya, walau semakin banyak kenyataan-kenyataan yang menyadarkan kita akan yang namanya dunia itu kejam, kita tetep kekeuh punya semangat berapi-api. Itu asiknya.

Sebentar, tapi kali ini kita gak akan bahas masa SMA, bro. Karena nanti ada ceritanya sendiri (semoga penulis bisa dapet ilham untuk membuat FHU! It’s Senior High Hell Yeah School, Man! Amin). Tapi kali ini kita akan bahas apa itu, yang saat itu, aku, penulis geje, saat sedang SMP.

Jika teman-teman lihat profilku, yang bisa diklik aja di sini My Profile. Maka teman-teman akan tahu bahwa aku alumni SMP Negeri 6 Surabaya. Sebenarnya tujuanku ngasih link profil adalah dengan harapan dapet follower atau friend baru, hehe.

Okay, SMP Negeri 6 Surabaya atau julukannya Spensix. Secara objektif (InsyaAllah) adalah salah satu SMP yang cukup terpandang dan favorit di Surabaya, bersama SMP-SMP lain, seperti SMP * Surabaya, SMP * Surabaya, SMP ** Surabaya, SMP ** Surabaya, dll. Maaf, saya tak bisa sebut merek karena saya ndak dibayar untuk menyebutkan nama mereka. Tapi kalo Spensix pengecualian, aku alumni sana man! Dan aku bangga, bukan show off, tapi cuman mau promosiin SMP 6 Surabaya, itu aja.

Nah, itu pandangan objektif, pandangan subjektifnya gimana? Yeah, you know, banyak sekali SMP-SMP lain mengejar akademik doang. Tapi Spensix beda gays! Salah, guys! *typo, maap-maap. Spensix itu sangat ngimbangin akademik dan non-akademiknya. Lebih tepatnya Spensix ngarahin ke musik. Maklumlah, Ahmad Dhani, yang controversial dan senang bikin ulah ndak perlu itu, adalah alumni SMP 6 Surabaya! Bukan sombong, fakta. Suer. Nah, jika teman-teman ada yang bingung mau masuk SMP mana, maka SMP 6 Surabaya merupakan pilihan yang paling tepat. Dengan tidak mengurangi rasa hormat pada SMP lain yang ada di Surabaya, no offense, no heart feeling, it’s just an advice ^_^v

******

SMP, itu masa di mana kita merasa sudah besar banget. Padahal yah, masih aja anak kecil. Jadi SMP itu asiknya, walau kita masih kecil dan belum bisa melihat dunia yang sebenarnya, tapi kita bisa sesumbar apapun seakan kita sudah begitu sangat dewasa, hahaha. Asiknya lagi, hidup ndak banyak sedihnya, bro. Kehidupan pun masih sangat simple ndak kayak SMA yang harus mikirin ini-itu, itu-ini, aku-kamu, kamu-aku, yang ini digarap dulu, yang itu digarap nanti, dan tetek bengeknya. SMP, sangat simple dengan penuh kesombongan seakan telah besar, hahaha.

Aku waktu masa SMP dulu pun sangat simple, mempunyai rutinitas yang sama tiap harinya. Berangkat dianter, Istirahat 1 ngapelin kelas pacar, istirahat 2 makan siang, main, trus pulang naik angkot. Sooooo…..simple! Every day! Ya, mungkin jika teman-teman masih waras dan berpikiran normal, ndak sepatutnya pacaran. Tapi waktu itu saya ndak waras dan berpikiran ndak normal, jadi mohon maaf ya. Pertanyaannya satu, apakah sekarang saya waras dan berpikiran normal?

Okay, aku waktu SMP gila. Tapi bukan berarti aku tidak memberi sumbangsih pada almamater. Sedikit info aja, pada saat kelas VII, Open Air (acara musiknya Spensix), band-ku juara II. Aku waktu itu kebetulan jadi vokalisnya. Lalu, aku sedikit mahir di otak-atik elektonik saat itu. Dan yang paling mencengangkan, dengan kegilaan yang kupunya saat itu, aku berprestasi di olimpiade! Olimpiade konyol tentu saja.

Nah, klimaksnya adalah saat rutinitas itu mulai tergores, terluka, terbuka, dan hancur berantakan. Aku, putus. Ecieeeee…..gue waras man,(waktu itu, sekarang?) huahahaha. SMP adalah masa yang kelam, you know. It means pacaran itu kelam, membuatku bukan jadi anak orang tapi jadi anak monyet. Akhirnya istirahat 1, aku alihkan pandanganku pada kantin. Gagal, ku alihkan pandanganku pada lapangan dan futsal. Gagal, ku alihkan pandanganku pada….capsa. Berhasil! Permainan kartu yang sangat popular membahana, bagi aku waktu itu. Jadi kalo saya ndewo luar biasa pada permainan kartu, mohon maaf ya, karena aku bahkan main capsa saat pelajaran bro!

Dan yang membuat asik adalah….I was breaking the rule. Aku mbawa motor ke Spensix. Ya tahulah, SMP mana boleh bawa motor. Hingga akhirnya aku parkir motorku di……eits, maaf ya, saya ndak akan mbuka rahasia perusahaan, kasihan teman-teman yang sekarang lagi mbawa motor ke Spensix. Ndak bisa hidup nanti boi…

Begitu indah. Serasa kemenangan yang wow sekali. Jika aja ada back sound lagunya Van Hallen yang judulnya Sweet Victory, maka aku akan puter lagunya Muse – Survival berulang-ulang. Ndak nyambung? Geje? Pengen nggebukin penulisnya? I know. Gak usah dibesar-besarkan, itu israf namanya. Okay, take it easy, don’t be mad……

So, rutinitas yang dari berangkat dianter, Istirahat 1 ngapelin kelas pacar, istirahat 2 makan siang, main, trus pulang naik angkot berubah menjadi berangkat naek motor, istirahat 1 capsa, istirahat 2 makan capsa, main capsa, trus pulang naek motor sambil capsa. Ya ndaklah, mati ding. Pulangnya normal, naek motor biasa. Dan aku sangat enjoy sekali dengan rutinitas simple ala SMP waktu itu. Dan ternyata, dengan rutinitas yang berganti itu, mampu merubah ku dari anak monyet menjadi anak setan……