20 Mei 2014

Behind The Stories


Kawan, ini sudah editan ketiga hanya untuk masalah pembukaannya saja. Pertama adalah saat ide Behind The Stories ini muncul, kedua saat setelah saya memposting orang-orang hebat dan menjajikan seminggu setelahnya akan keluar postingan ini, dan yang ketiga adalah hari ini, tanggal 18 Mei. Entahlah, kapan ini postingan bisa dirilis, halangannya ada saja, tapi kebanyakan karena keseringan meratakan badan dengan kasur. Yang jelas, aku telah ingkar janji untuk memposting seminggu setelah positngan orang-orang hebat itu.

Salah satu motivasi ku untuk melanjutkan ini itu karena ada seseorang yang bilang ke aku kalo dia penasaran ingin tahu gimana kelanjutannya. Apakah dia benar-benar memotivasi? Tidak juga. Dia orangnya aneh, sering abnormal gitu kerjaannya. Kemungkinan besar dia pasti baca ini postingan. Kemungkinan besar juga dia pasti tersipu-sipu malu kelinci saat baca pada paragraf ini. Hai...aku salam nih biar seneng sekalian.

Oke, mari kita bahas dari awal. Sebenarnya ada beberapa ide untuk memulai membuat tulisan yang baru ini. Salah satunya behind the stories ini yang akan membahas intrik-intrik pada cerita-cerita sebelumnya. Ide ini sudah lama, sudah berbulan-bulan, seingatku sudah mulai dari bulan Juli tahun lalu. Namun baru terealisasikan sekarang. Bukan karna aku sok sibuk, tapi memang pada kenyataannya begitu. Sibuk akan rasa malas yang gak karuan, hehehe. Klepek-klepek seperti ikan kurang air di tempat tidur lebih menarik bagiku daripada memainkan keypad hape atau menekan keyboard selayaknya jari-jari pianis yang menari indah di tuts-tuts piano. Jadi intinya, menurutku, gerakan klepek-klepek lebih indah dan lebih menarik ditiru daripada gerakan tarian.

Aku dapat ide ini karna berpikir akan keren menurutku jika aku memberikan sedikit clue-clue menarik atau bahkan beberapa hal yang lucu dan memalukan saat aku membuat beberapa tulisan di blog ini. Jadi ya idenya dari situ. Begitu, seperti itu. Oke, sungguh gak jelas sekali, kita lanjut aje ye.

Awalnya aku tidak memberi judul behind the stories, namun behind the scenes. Tapi karena aku memberikan suguhan berupa cerita di blog ku, dan bukannya film, maka menurutku kata stories lebih cocok. Menariknya, aku mengganti judul ini beberapa saat setelah aku menulis sekitar 4-5 paragraf tulisan ini. Ada beberapa fakta menarik lain seperti bagian semacam preambul ini sudah selesai 90% ketika aku mem-publish tulisan Here I Come dan juga Orang-orang Hebat. Hingga akhirnya aku masuk dalam jurang stuck dengan kasur lagi, dan mengalami proses editing yang ketiga kalinya.

Nah, fakta-fakta sepeti itulah yang nanti akan aku coba ingat-ingat dan kuceritakan pada kalian, Kawan. Namun, tidak semua postingan akan aku beri behind the stories-nya, karena ada beberapa postingan yang memang tidak spesial-spesial amat dan agak sedikit boring ketika aku ceritakan semua. Oke, mari kita mulai saja ;)

1.      My First
Tulisan pertamaku, jika kau lihat, Kawan, sangat geje sekali. Sangat gak jelas. Coba kau lihat lagi, Kawan, intinya adalah sebuah link yang menuju pada profil penulis. Oh iya, by the way, profil ku belum aku up date. Masih menggunakan fotoku yang mengenakan seragam bawahan SMA. Hem, harusnya aku ganti saja.
Tapi asal kau tahu, Kawan, entah mengapa tulisan ini cukup sering diview oleh orang-orang padahal sangat geje sekali. Bahkan seingatku hanya tulisan It’s Too Late, Tania dan Hey! It’s Junior High School yang melebihi jumlah view dari postingan geje My First ini.
Dari semua kegejean postingan itu, sebenarnya aku memiliki sebuah impian besar. Ingin dihati kecilku waktu itu, tampilan blogku, ehem, memang karena waktu itu aku lagi lihat-lihat salah satu blog aktor Hollywood papan atas, setidaknya aku ingin mempunyai tampilan blog seperti itu. Biar lebih jelas, aktor itu moncer gara-gara main difilm Top Gun. Kau pasti sudah dapat menebak, Kawan. Namun alih-alih memiliki tampilan super keren seperti itu, blog ku malah gini-gini aja design nya, gak berubah sejak setahun yang lalu. Kalo gak salah.
Sebenarnya aku ingin minta tolong temanku untuk berikan sedikit sentuhan design blognya ke blog ku sih, namun alih-alih minta tolong untuk blog ku, aku malah minta tolong dia untuk design blognya Science Competition. Oh iya, Kawan, yang punya adik-adik lucu SMA yang gak banyak kena arus globalisasi, suruh ikut Science Competition yak, sebuah lomba olimpiade sains tingkat SMA se-Jatim persembahan dari Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Bisa follow twitternya @scua2014 atau buka blognya di scua2014.blogspot.com
Oke cukup, ini sudah menjalar kemana-mana mulai dari aktor bintang Top Gun, hingga design temanku, hingga ajang promosi lomba. Oke fokus, kita lanjutkan bahasan yang lain.
Nah! Itu dia bukti! Lihat paragraf itu?! Paragraf kedua sebelum paragraf ini?! Atau paragraf ke empat dari atas?! Paham?! Paham?! Itu! Ituuu....bukti! Bukti apa?! Bukti apa hayo coba tebak. Nah! Itu bukti paragraf abnormal.
Mengapa? Ya! Itu paragraf isinya promosi tentang Science Competition, padahal Science Competitionnya udah lewat. Jadi harusnya jika postingan ini kelar tepat waktu, promosi itu jadi berguna. Sekarang promosinya jadi gak berguna, semua gara-gara sapa coba? Gara-gara seseorang yang minta aku nyelesaikan ini tulisan cepet-cepet. Kok bisa? Coba kalo dia gak minta nyelesein cepet-cepet, aku bisa ada waktu untuk ngedit itu, dan ngehapus bagian promosi yang udah kedaluarsa itu. Tapi karena dia itu minta ini diposting cepat-cepat, aku tak ada waktu untuk mengeditnya. Jadi sapa yang salah? Dia yang salah, jangan salahkan penulis.

2.      New Character, Salam Series : Hobby, Salam Series : Band
Pada awalnya, aku ingin membuat blog yang cukup banyak menyita perhatian dengan memberikan kisah-kisah inspiratif yang cukup banyak memberikan nilai-nilai. Salah satu upayanya adalah melalui ketiga postingan tersebut.
Namun ternyata, aku sangat tidak nyaman sekali dengan gaya penulisan orang ketiga sebagai tokoh utama. Untuk Salam Series : Hobby, aku sudah sedikit menemukan kesulitan dalam hal ending, untuk Salam Series berikutnya, aku sudah stuck sejak paragraf keempat! Segera saja saat itu aku menyadari, bahwa ini sangat tidak aku sekali, atau mungkin jika anak Jakarta bilangnya, “Gak gue banget.”
Terlihat sekali pada bagian ending Salam Series : Band sangat tidak halus sekali kata-katanya, terlalu to the point sehingga nilai yang ingin aku angkat sangat terasa menohok dan ganjil. Seperti memakan makanan menggunakan sendok, dan sendoknya terlalu dalam masuk ke pharinx. Hahaha, Kawan, kata dosenku, seharusnya mahasiswa mulai sedikit menerepkan ilmunya, gunakan bahasa-bahasa yang ilmiah. Biarlah aku coba sedikit-sedikit, jika salah, apa peduliku? Toh manusia tempatnya segala kesalahan. Cieee...ini mau ceramah, berbagi ilmu, apa cerita behind the stories coba?
Intinya, ketiga postingan tersebut bisa aku bilang sebagai produk gagal, sehingga aku sudah tekadkan bulat pada waktu itu untuk menyelesaikan cerita Salam Series yang terakhir dan aku tamatkan saja. Kasihan sekali sebenarnya nasib si Salam karena umurnya hanya dua postingan saja. Aku turut bersedih. Namun, ada kalimat yang aku suka dari Salam Series : Hobby, yaitu “Salam sebagai manusia biasa yang juga punya hidung, pasti bisa melihat.” Enjoy!

3.      It’s All About... Rest, Minds, and Life
Ini sebuah kompilasi puisi-puisi yang aku buat ketika aku sakit selama satu minggu. Ketika aku baca lagi, memang ada beberapa memori yang teringat, namun yang paling aku tak ingat hingga aku baca lagi kompilasi puisi itu adalah, “Wow, dulu saya rupanya sering kali bermain kata!” lihat kata-kata yang aku gunakan waktu itu, apalagi pada judul Lalat dan juga Kembali Benar. Hmmm....sungguh, apa dulu aku se-mellow itukah?
Sedikit keluar dari topik, tapi pada postingan lain yang berjudul Hampir, wow! bahkan pada paragraf terakhir, tak mampu berkata-kata aku ketika aku membacanya kembali.

4.      Hey! It’s Junior High School! dan Why so Serious?
Sebuah kontroversi besar! Hahaha... Inilah pertama kalinya aku mencampuradukkan fakta dan khayalan dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Waktu itu entah mengapa aku dapat ilham seperti itu dan merasa akan lucu dan menarik sekali jika aku campur adukkan seperti itu. Dan aku sadari pada waktu-waktu berikutnya, inilah titik kenyamananku dalam menulis. Dan ini menjadi semacam gaya penulisan sendiri dalam postingan-postingan berikutnya.
Sebuah cerita simpel yang sebenarnya hanya dua halaman saja. Namun yang view whew! Aku senang sekali boii!!! Langsung heboh bener suer waktu itu, menurutku sih tapi, tapi anggaplah saja iya. Bagaimana tidak, cerita itu seakan-akan aku anak SMP cupu, norak, dan ingusan, putus pacaran terus cari pelarian ke permainan kartu capsa!
Sangat kontroversial sekali, seakan-akan aku membagi pengalaman buruk dengan enteng saja, tebar sana tebar sini senangnya rasa hati. Hahaha. Dan kau tahu waktu itu, Kawan? Aku tak bisa tidur semalaman karena kehebohan yang menurutku sangat bombastis waktu itu. Senyumku lebar selebar-lebarnya tiada henti, dari udel hingga lutut, persis seperti batas aurat.
Masih ku ingat waktu itu, karena saking senangnya, aku malam-malam langsung buat tulisan lagi yang judulnya “Why so Serious?” Mungkin sedikit ramah ditelinga para penikmat film, dan yap! Memang itu adalah kata-kata Joker yang aku adaptasi. Isinya berupa sebuah semacam klarifikasi bahwa tidak semua tulisan penulis itu benar apa adanya. Sangat aku sarankan sekali, Kawan, padamu untuk membaca lagi kedua postingan tersebut secara berurutan.
Nah satu lagi, pada tanda petik di bagian epilog II Orang-Orang Hebat, itu adalah kata-kata yang aku ambil dari postingan Why so Serious?
Sedikit bocoran, Kawan, aku putus kelas VIII dan aku addicted sama capsa baru kelas IX. Voila! Sebuah trik sulap kecil yang telah aku buka!

5.      It’s Too Late, Tania dan Kompilasi
Ini inspirasinya satu, Romeo dan Juliet. Ini bahasanya satu, norak gak keruan. Tapi bagaimanapun juga, ini salah satu postingan yang cukup sering di view. Aku senangnya bukan main juga waktu itu, hehehe. Dan banyak juga yang jagat gonjang-ganjing ini bertanya-tanya, apakah ini cerita dari pengalaman pribadi ku atau bukan. Well, kasih tahu ndak ya. Ndak usah aja ya, biarlah jadi trik sulap saja cerita ini. Huohohohoho. Biarlah jadi kontroversi.
Oh ya, memang benar adanya, menurutku, seperti yang dalam postingan Kompilasi, inspirasi utama ku tentang bumbu percintaan adalah cinta yang ironi dan cinta platonik. Dan memang benar juga It’s Too Late, Tania itu juga karena keinginanku untuk membuat sebuah cerita cinta ironi.
Sungguh sangat ganjil sebenarnya, namun biarlah seperti itu. Aku hanya merasa, orang-orang, masyarakat kebanyakan, sudah sering kali termakan dengan bumbu cinta yang selalu akhirnya senang-senang saja. Tapi mereka sebenarnya tidak menyadari bahwa bumbu yang lebih anehlah yang lebih membekas dari masa ke masa. Seperti yang aku bilang di postingan kompilasi, contohnya Romeo and Juliet, Titanic, dan yaa begitu-begitulah. Mungkin versi Indonesia-nya kayak Tenggelamnya Kapal van Der Wick (walau itu agak norak sih). Mungkin versi ter-up date kayak The Amazing Spider-Man 2 yang ending cintanya ironi juga.
Belum tahu ya kalo itu The Amazing Spider-Man 2 ceritanya nanti cinta ironi? Oke, jadi ya, nanti si Peter Parker gagal move on, soalnya....nah kok aku jadi spoiler. Tapi gak apa-apa juga kan ya, suka-suka aku kan? Aku kan pingin ngiming-ngimingi yang pada belum nonton. Hayooo belum nonton yaaa...kapoookkkk...keren lho, serius (padahal biasa aja). Astaghfirullah, tidak baik, Kawan, seperti itu. Ndak baik ngece-ngece seperti itu. Ayo kita ber-istighfar. Kita semua telah khilaf. Padahal yang khilaf aku, haha, enjoy!

6.      Untitled
Sebuah karya yang aneh. Terdiri dari 6 bintang. Bintang dalam tulisan ini maksudku adalah pikiran. Jadi berarti ada 6 pikiran. Bukan bermaksud ada hubungannya dengan satanisme atau teori konspirasi atau teori dengan pemujaan roh-roh halus yang gentayangan dan biasanya dilambang dengan angka 666. Bukan, bukan sama sekali.
Mengapa 6? Alasannya simpel. Aku suka angka 6. Sudah itu. Tak ada lagi alasan lain. Tapi jika kau, Kawan, masih menganggapnya itu sebuah angka 6 yang sedikit berbau konspirasi dan lain sebagainya, itu terserah padamu. Aku juga tak dapat menyalahkanmu, toh juga isi dari sebuah karya Untitled ini sangat ambigu dan tidak jelas. Seperti sebuah ada rahasia terselubung sendiri di dalamnya. Yang jelas, keenam pikiran itu, walau sepertinya tidak, namun kesemuanya berhubungan satu sama lain.
Salah satu hal yang ingin aku angkat dalam karya ini yaitu betapa luar biasanya kekuatan pikiran. Membingungkan? Ya, itulah pemikiran. Pemikiran itu rumit, namun pada akhirnya pemikiranlah yang merubah wajah dunia. Mengapa bisa? Hmmm.....sepertinya ini akan menjadi sebuah bahasan khusus yang menyenangkan. Akan aku coba membuat sebuah postingan tentang pemikiran, Kawan.
Oh iya, tak engkau perhatikankah, Kawan, bahwa Untitled ini juga aku posisikan pada nomor enam? >: )

7.      Ta’aruf
Jadi ini serius. Sebuah momen yang penting. Dan dari momen penting itu aku ambil hal yang bagus. Intinya, secara keseluruhan, itulah wanita di mataku sejak saat itu. Harus dijaga dan dirawat baik-baik. Baik itu wanita dikeluarga sendiri, wanita teman-teman ku, hingga wanita pendamping hidupku nanti.  Karena wanita adalah barang paling berharga bagi setiap keluarga. Dan wanitalah yang memberikan surga ditelapak kakinya melalui ibu atau mama kita. Sungguh luar biasa.

8.      Made by The 90’s
Made by The 90’s! Kisah yang insyaAllah 95% benar sesuai kenyataan. Versi lain monggo, terutama bagi kawan-kawanku yang memang telah berbagi cerita bersama denganku. Terima kasih, Kawan.

9.      No Friends, No Enemies, Just People
Sebuah postingan yang aku dedikasikan untuk ulang tahunku sendiri. Sebuah postingan yang cukup bagus menurutku. Dan ini postingan juga cukup serius, berbobot, dan bernilai. Tapi itu semua menurutku. Semua orang punya pendapatnya masing-masing.
Sangat mudah ditebak sekali bahwa ini ada sebuah gabungan kenyataan, imajinasi, dan kekuatan pikiran yang amat dahsyat melebur menjadi satu. Walau pada akhirnya bahasa yang keluar cukup banyak noraknya. Tapi biarlah seperti itu. Biarlah norak seperti itu.

10.  Alhamdulillah
Ini adalah bahasan penutup dari postingan Behind The Stories ini. Mengapa? Karena kisah lain seperti dwilogi Goolll!, Here I Come, dan Orang-Orang Hebat sudah jelas maksudnya. Goolll! Adalah kejadian saat SMA yang yaaahhhh....tidak semuanya benar dan ada bumbu menggelitik di sana-sini, hehehe. Here I Come itu pas aku kecelakaan dan wajahku ada coretan di mana-mana. Orang-Orang Hebat ya orang-orang hebat, itu saja.
Alhamdulillah ini adalah cerita pertama yang aku padukan antara kisah saat aku sudah kuliah dan imajinasi. Sebenarnya untuk kesempatan menawarkan tumpangan itu ada di dua kejadian dengan dua percakapan yang berbeda. Namun aku jadikan satu, dan voila! Sebuah masakan siap disantap!

Yah, jadi begitulah, Kawan. Ini perjuangan membuat postingan ini, membutuhkan editan sebanyak tiga kali. Jadi kesemuanya itu, intinya adalah editan tiga kali ini. Sekian, dadaa :D

25 Apr 2014

Orang-orang Hebat


Yang dapat ku katakan yaitu aku adalah orang biasa yang selalu dikelilingi oleh orang – orang hebat. Dan aku merupakan orang yang cukup beruntung untuk berada ditengah pusaran kehebatan orang – orang ini. Banyak kata – kata, tingkah laku, dan pemikiran yang mereka lahirkan. Dan aku hampir selalu terkesima dengan semua itu. Berikut ini aku sedikit bagikan kedahsyatan kehebatan orang – orang tersebut.
*Tidak ada proses editing dalam kata-kata berikut, editing hanya dilakukan untuk memperjelas kata – kata singkat yang biasanya digunakan anak – anak muda gaul caper. Contoh : yg menjadi yang, sllu menjadi selalu, sbb menjadi sorry baru bales, dst. Anda pasti paham maksud saya.

Lelaki itu suka menyimpan berbagai masalah dalam hati.
Lelaki lebih memilih bermain dengan pikirannya.
Diam adalah cara lelaki untuk meraba jalan keluar suatu masalah.
Masalah yang datang menerjang adalah makanan sehari-hari yang harus dan wajib ditaklukkan,
diendapkan dalam sikap kedewasaannya dan diuraikan dengan kemampuan nalarnya.
Air mata lelaki itu sangat mahal.
Tidak mudah menetes manakala bingung mengepung.
Tidak mudah menetes manakala panik mencekik.
 Tapi mungkin justru akan menetes pelan saat menghamba dalam kerinduan.
Menyepi dalam kepasrahan.
Bertobat akan jutaan yang pernah dilakukannya.
Lelaki itu tangguh dan hebat.
Namun dibalik lelaki yang hebat ada wanita yang hebat pula bersamanya.


Nabi NUH belum tahu banjir akan datang ketika ia membuat kapal besar dan ditertawai kaumnya.
Nabi IBRAHIM belum tahu akan tersedia domba ketika pisau nyaris memenggal buah hatinya.
Nabi MUSA belum tahu laut akan terbelah saat ia diperintah memukulkan tongkatnya.
Nabi MUHAMMAD SAW pun belum tahu kalau Madinah adalah kota tersebarnya ajaran yang dibawanya saat beliau diperintahkan berhijrah.
Yang Mereka tahu adalah bahwa Mereka harus patuh pada perintah ALLAH dan tanpa berhenti berharap yang terbaik.
Ternyata dibalik keTIDAKTAHUan kita, ALLAH telah menyiapkan SURPRISE saat kita menunaikan perintahNYA.
BIASANYA  tangan ALLAH bekerja di detik detik terakhir dalam usaha hamba-Nya.
So, Never Give Up, Make Better For the Best.
Kalaupun hasil yang kita usahakan jauh dari harapan bahkan menyakitkan, jangan kita berkecil hati.
Karena sering ALLAH mencintai kita dengan cara – cara yang kita benci.
Tetap HUSNUDZON kepada ALLAH apapun yang terjadi.
ALLAH berfirman: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Tidak ada yang tidak mungkin bagi ALLAH J
Allahlah yang membuatmu mampu tersenyum walau dalam keadaan menangis. Tempat bertahan ketika kamu hendak merasa menyerah. Tempat berdoa ketika kamu kehabisan kata – kata. Untuk mencintai sekalipun hatimu telah hancur berkali-kali.
Untuk tetap mengerti ketika tak ada satupun yang kelihatan memberi arti. Segala sesuatunya menjadi MUNGKIN karena Allah yang MEMAMPUKAN kita..



EPILOG

Apa yang paling menyakitkan?
Terjatuh?
Bukan, Kawan, melainkan..
Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai


EPILOG II

Sebenarnya, tak ada di mana-mana istilah Epilog II, hanya bualan saja. Tapi siapa yang peduli? Hahaha. Jadi, Kawan, pada epilog kedua ini aku ingin menceritakan project terbaru di blog ku ini. Judulnya Behind The Stories. Sudah sangat jelas apa nanti tujuan dari project ini. Yang patut disimak dari project ini adalah keberanianku untuk...hmmm....mungkin membeberkan sedikit (baca : sedikit sekali) rahasia-rahasia kecil seperti mana yang fakta dan mana yang imajinasi saja. Wowwww....mengapa hanya sedikit saja? “Well, like a magic. Kau akan terpana ketika tidak tahu rahasianya. Tapi kau akan bosan ketika sudah tahu trik sulapnya. Semudah itu.”

Targetku project ini selesai pada minggu depan, semoga saja bisa, Amin J

10 Mar 2014

Here I Come

Final All England sedang disiarkan langsung oleh sebuah stasiun TV. Tentu sebuah suguhan yang tak boleh terlewatkan bagiku. Apalagi Indonesia mampu mengirimkan dua wakilnya, di sektor ganda campuran dan ganda putra.

Sedikit tidak bersahabat sebenarnya karena acara ini berlangsung Minggu malam seperti ini. Karena mengingat besoknya Senin. Ya Senin. Hmmmm.....Senin, begitu.....membosankan. Jika ada saat-saat yang disebut perpisahan paling menyedihkan, maka itu bukanlah saat seseorang harus berpisah dengan pasangannya, namun saat minggu malam. Saat seseorang harus berpisah dengan akhir pekan. Itulah saat perpisahan yang paling menyedihkan.

Sebenarnya jika kita sudah menjalani aktivitas normal, maka akhir pekan seperti istarahat sesaat dan pasti tidak akan terlalu malas untuk memulai aktivtas di hari Senin. Namun berbeda ceritanya jika akhir pekan itu adalah pintu gerbang awal untuk memulai aktivitas. Biar ku permudah bahasanya. Begini, minggu malam akan jadi terasa berat jika senin besok adalah hari pertama kau masuk kuliah setelah liburan!

Iya, sungguh, dibutuhkan setidaknya persiapan mental yang matang untuk memulai hari Senin dari sebuah libur panjang hampir sebulan. Setidaknya persiapan sudah ada topeng di tas, berjaga-jaga mengenakannya di muka saat ditanya dosen dan kita tidak bisa menjawab. Entahlah, Kawan, tapi sungguh, persiapan hari Senin pertama masuk itu sungguh berat. Tak bisa diucapkan dengan kata-kata.

Mungkin persiapan yang paling menguras emosi dan tenaga adalah perpisahan dengan rasa bermalas-malasan yang sudah menancap kuat di jiwa. Tapi mungkin juga persiapan yang berat adalah menata buku-buku dan memasukkannya ke tas yang sudah mulai tertutup debu. Dan mungkin bisa saja persiapan yang berat adalah menahan perasaan ingin bertemu teman-teman kembali. Lalu bertanya-tanya bagaimana kabar mereka. Lalu mungkin juga tak sabar betemu seseorang yang lagi ndeketin. Bisa juga bertanya-tanya apakah jamur yang tumbuh di mata teman kita itu sudah menjalar ke bahu atau belum. Sungguh banyak sekali yang dipikirkan di malam minggu terakhir sebelum masuk kuliah kembali.

Final All England ini tidaklah terlalu menarik, karena belum satu pun wakil Indonesia bermain. Seharusnya pula aku bersiap-siap mempersiakan Senin besok dengan siap. Eh, ribet banget sih bahasanya. Pokoknya, sekarang, aku harusnya bersiap. Bukan malah menonton acara ini yang tak jelas buyar-nya kapan.

Dan akhirnya ini dia, wakil ganda putra Indonesia bermain. Melawan pasangan Jepang ini sepertinya sedikit mudah saja. Dari awal saja sudah unggul 3 – 0. Tapi dugaanku keliru, Indonesia tertinggal 2 angka terus pada poin-poin berikutnya. Ya ampun, padahal rekor pasangan kebanggaan tanah air ini sempurna setiap melawan pasangan Jepang itu.

Namun keadaan berbalik, dengan cepat saja pasangan Indonesia sudah unggul 20 – 16. Ah kemenangan set pertama sudah di depan mata. Lalu tiba-tiba saja papa ku berteriak,

“Ash..penyakit!” saat mengetahui pasangan Jepang mampu merebut poin disaat game poin bagi Indonesia.

Penyakit, istilah papa ku untuk mengatakan ketidakbecusan pebulu tangkis Indonesia untuk menyelesaikan game poin. Ya, tinggal secuil langkah lagi itu tak mampu dituntaskan, kondisi 20 – 17. Pikirku masih aman saja, toh masih cukup jauh. Namun dengan cepat saja skor berubah menjadi 20 – 19.

Nggregetno! Ingin rasanya diriku terbang ke Inggris sana lalu mengatakan kepada kedua pebulu tangkis,

“Eh, yang becus dong...” dengan nada bicara anak muda gaul.

Biarlah mengeluarkan uang berjuta-juta, yang penting aku dapat mengatakan nada bicara gaul tersebut.

Oh iya, Kawan, mungkin ada yang bingung ya dengan kata nggregetno. Ehm, kurang lebih samalah artinya dengan geregetan dalam lagu Sherina. Yaaa...bisa dianggap begitu, walau beda tipis sih :/

Tapi untunglah, akhirnya pasangan Indonesia menang 21 – 19. Dan singkat cerita dapat merebut set kedua dengan skor yang sama. Dan tentu saja, pasangan Indonesia menjadi juara All England. Pertama kalinya sejak 2003 sektor ganda putra merebut All Englad.

Sebenarnya acara Final All England ini tidaklah begitu penting dibandingkan persiapan mental untuk masuk besok. Tapi aku tak berdaya, seminggu “menunda” kembali masuk kuliah telah membuat ku terjerumus ke dalam sumur kemalasan. Dan sepertinya aku tak jua menunjukkan minat untuk keluar dari sumur sialan ini.

“Menunda”. Ya, sebenarnya perkuliahan sudah dimulai dari Senin kemarin. Namun karena sebuah “accident”, akhirnya aku harus meneruskan masa istirahat ini seminggu dan baru akan memulai petualangan berat ini besok pagi. Sebuah “accident” yang belum aku ingin ceritakan padamu, Kawan. Bahkan mungkin aku tidak akan menceritakannya di sini. Namun sedikit deskripsi yang bisa kuberikan adalah, Senin kemarin tiba-tiba saja darah mengucur dan perban muka di mana-mana.

Karena itulah aku harus istirahat lagi dan memperpanjang masa liburan. Hehehe, enjoy! Tapi sebenarnya ini pekan yang cukup berat, di satu sisi menyenangkan dan di satu sisi mengkhawatirkan. Namun jika boleh jujur, lebih banyak mengkhawatirkannya bagiku. Seakan-akan rasanya besok Senin aku harus menyiapkan lebih dari dua topeng sekaligus di tas. Tapi rasa khawatir ini sedikit tereduksi, seorang temanku yang menyenangkan dan baik hati sangat membantuku dalam minggu ini J

Saat ini, tunggal putri bermain. Sama-sama dari negeri tirai bambu. Membosankan. Dan akhirnya aku malah mengetik cerita ini. Besok adalah petualanganku. Banyak hal yang harus kukejar. Banyak hal yang harus kulakukan. Dan banyak pula hal yang tak boleh kulakukan, salah satunya tak boleh terkena air, sungguh sangat merepotkan. Namun saat ini, aku ingin menyelesaikan Final All England ini dan baru berusaha keluar dari sumur setelah acara ini selesai. Bolehlah kalian mengatakan bahwa aku sedikit telat untuk melakukan start, dan memang biasanya seperti itu. Sebagai penutup, aku harap wakil Indonesia yang lain juara dan aku harap Senin besok berjalan lancar tidak seperti minggu sebelumnya. Dan besok, adalah petualanganku. Dunia, here I come.