20 Mei 2014

Behind The Stories


Kawan, ini sudah editan ketiga hanya untuk masalah pembukaannya saja. Pertama adalah saat ide Behind The Stories ini muncul, kedua saat setelah saya memposting orang-orang hebat dan menjajikan seminggu setelahnya akan keluar postingan ini, dan yang ketiga adalah hari ini, tanggal 18 Mei. Entahlah, kapan ini postingan bisa dirilis, halangannya ada saja, tapi kebanyakan karena keseringan meratakan badan dengan kasur. Yang jelas, aku telah ingkar janji untuk memposting seminggu setelah positngan orang-orang hebat itu.

Salah satu motivasi ku untuk melanjutkan ini itu karena ada seseorang yang bilang ke aku kalo dia penasaran ingin tahu gimana kelanjutannya. Apakah dia benar-benar memotivasi? Tidak juga. Dia orangnya aneh, sering abnormal gitu kerjaannya. Kemungkinan besar dia pasti baca ini postingan. Kemungkinan besar juga dia pasti tersipu-sipu malu kelinci saat baca pada paragraf ini. Hai...aku salam nih biar seneng sekalian.

Oke, mari kita bahas dari awal. Sebenarnya ada beberapa ide untuk memulai membuat tulisan yang baru ini. Salah satunya behind the stories ini yang akan membahas intrik-intrik pada cerita-cerita sebelumnya. Ide ini sudah lama, sudah berbulan-bulan, seingatku sudah mulai dari bulan Juli tahun lalu. Namun baru terealisasikan sekarang. Bukan karna aku sok sibuk, tapi memang pada kenyataannya begitu. Sibuk akan rasa malas yang gak karuan, hehehe. Klepek-klepek seperti ikan kurang air di tempat tidur lebih menarik bagiku daripada memainkan keypad hape atau menekan keyboard selayaknya jari-jari pianis yang menari indah di tuts-tuts piano. Jadi intinya, menurutku, gerakan klepek-klepek lebih indah dan lebih menarik ditiru daripada gerakan tarian.

Aku dapat ide ini karna berpikir akan keren menurutku jika aku memberikan sedikit clue-clue menarik atau bahkan beberapa hal yang lucu dan memalukan saat aku membuat beberapa tulisan di blog ini. Jadi ya idenya dari situ. Begitu, seperti itu. Oke, sungguh gak jelas sekali, kita lanjut aje ye.

Awalnya aku tidak memberi judul behind the stories, namun behind the scenes. Tapi karena aku memberikan suguhan berupa cerita di blog ku, dan bukannya film, maka menurutku kata stories lebih cocok. Menariknya, aku mengganti judul ini beberapa saat setelah aku menulis sekitar 4-5 paragraf tulisan ini. Ada beberapa fakta menarik lain seperti bagian semacam preambul ini sudah selesai 90% ketika aku mem-publish tulisan Here I Come dan juga Orang-orang Hebat. Hingga akhirnya aku masuk dalam jurang stuck dengan kasur lagi, dan mengalami proses editing yang ketiga kalinya.

Nah, fakta-fakta sepeti itulah yang nanti akan aku coba ingat-ingat dan kuceritakan pada kalian, Kawan. Namun, tidak semua postingan akan aku beri behind the stories-nya, karena ada beberapa postingan yang memang tidak spesial-spesial amat dan agak sedikit boring ketika aku ceritakan semua. Oke, mari kita mulai saja ;)

1.      My First
Tulisan pertamaku, jika kau lihat, Kawan, sangat geje sekali. Sangat gak jelas. Coba kau lihat lagi, Kawan, intinya adalah sebuah link yang menuju pada profil penulis. Oh iya, by the way, profil ku belum aku up date. Masih menggunakan fotoku yang mengenakan seragam bawahan SMA. Hem, harusnya aku ganti saja.
Tapi asal kau tahu, Kawan, entah mengapa tulisan ini cukup sering diview oleh orang-orang padahal sangat geje sekali. Bahkan seingatku hanya tulisan It’s Too Late, Tania dan Hey! It’s Junior High School yang melebihi jumlah view dari postingan geje My First ini.
Dari semua kegejean postingan itu, sebenarnya aku memiliki sebuah impian besar. Ingin dihati kecilku waktu itu, tampilan blogku, ehem, memang karena waktu itu aku lagi lihat-lihat salah satu blog aktor Hollywood papan atas, setidaknya aku ingin mempunyai tampilan blog seperti itu. Biar lebih jelas, aktor itu moncer gara-gara main difilm Top Gun. Kau pasti sudah dapat menebak, Kawan. Namun alih-alih memiliki tampilan super keren seperti itu, blog ku malah gini-gini aja design nya, gak berubah sejak setahun yang lalu. Kalo gak salah.
Sebenarnya aku ingin minta tolong temanku untuk berikan sedikit sentuhan design blognya ke blog ku sih, namun alih-alih minta tolong untuk blog ku, aku malah minta tolong dia untuk design blognya Science Competition. Oh iya, Kawan, yang punya adik-adik lucu SMA yang gak banyak kena arus globalisasi, suruh ikut Science Competition yak, sebuah lomba olimpiade sains tingkat SMA se-Jatim persembahan dari Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Bisa follow twitternya @scua2014 atau buka blognya di scua2014.blogspot.com
Oke cukup, ini sudah menjalar kemana-mana mulai dari aktor bintang Top Gun, hingga design temanku, hingga ajang promosi lomba. Oke fokus, kita lanjutkan bahasan yang lain.
Nah! Itu dia bukti! Lihat paragraf itu?! Paragraf kedua sebelum paragraf ini?! Atau paragraf ke empat dari atas?! Paham?! Paham?! Itu! Ituuu....bukti! Bukti apa?! Bukti apa hayo coba tebak. Nah! Itu bukti paragraf abnormal.
Mengapa? Ya! Itu paragraf isinya promosi tentang Science Competition, padahal Science Competitionnya udah lewat. Jadi harusnya jika postingan ini kelar tepat waktu, promosi itu jadi berguna. Sekarang promosinya jadi gak berguna, semua gara-gara sapa coba? Gara-gara seseorang yang minta aku nyelesaikan ini tulisan cepet-cepet. Kok bisa? Coba kalo dia gak minta nyelesein cepet-cepet, aku bisa ada waktu untuk ngedit itu, dan ngehapus bagian promosi yang udah kedaluarsa itu. Tapi karena dia itu minta ini diposting cepat-cepat, aku tak ada waktu untuk mengeditnya. Jadi sapa yang salah? Dia yang salah, jangan salahkan penulis.

2.      New Character, Salam Series : Hobby, Salam Series : Band
Pada awalnya, aku ingin membuat blog yang cukup banyak menyita perhatian dengan memberikan kisah-kisah inspiratif yang cukup banyak memberikan nilai-nilai. Salah satu upayanya adalah melalui ketiga postingan tersebut.
Namun ternyata, aku sangat tidak nyaman sekali dengan gaya penulisan orang ketiga sebagai tokoh utama. Untuk Salam Series : Hobby, aku sudah sedikit menemukan kesulitan dalam hal ending, untuk Salam Series berikutnya, aku sudah stuck sejak paragraf keempat! Segera saja saat itu aku menyadari, bahwa ini sangat tidak aku sekali, atau mungkin jika anak Jakarta bilangnya, “Gak gue banget.”
Terlihat sekali pada bagian ending Salam Series : Band sangat tidak halus sekali kata-katanya, terlalu to the point sehingga nilai yang ingin aku angkat sangat terasa menohok dan ganjil. Seperti memakan makanan menggunakan sendok, dan sendoknya terlalu dalam masuk ke pharinx. Hahaha, Kawan, kata dosenku, seharusnya mahasiswa mulai sedikit menerepkan ilmunya, gunakan bahasa-bahasa yang ilmiah. Biarlah aku coba sedikit-sedikit, jika salah, apa peduliku? Toh manusia tempatnya segala kesalahan. Cieee...ini mau ceramah, berbagi ilmu, apa cerita behind the stories coba?
Intinya, ketiga postingan tersebut bisa aku bilang sebagai produk gagal, sehingga aku sudah tekadkan bulat pada waktu itu untuk menyelesaikan cerita Salam Series yang terakhir dan aku tamatkan saja. Kasihan sekali sebenarnya nasib si Salam karena umurnya hanya dua postingan saja. Aku turut bersedih. Namun, ada kalimat yang aku suka dari Salam Series : Hobby, yaitu “Salam sebagai manusia biasa yang juga punya hidung, pasti bisa melihat.” Enjoy!

3.      It’s All About... Rest, Minds, and Life
Ini sebuah kompilasi puisi-puisi yang aku buat ketika aku sakit selama satu minggu. Ketika aku baca lagi, memang ada beberapa memori yang teringat, namun yang paling aku tak ingat hingga aku baca lagi kompilasi puisi itu adalah, “Wow, dulu saya rupanya sering kali bermain kata!” lihat kata-kata yang aku gunakan waktu itu, apalagi pada judul Lalat dan juga Kembali Benar. Hmmm....sungguh, apa dulu aku se-mellow itukah?
Sedikit keluar dari topik, tapi pada postingan lain yang berjudul Hampir, wow! bahkan pada paragraf terakhir, tak mampu berkata-kata aku ketika aku membacanya kembali.

4.      Hey! It’s Junior High School! dan Why so Serious?
Sebuah kontroversi besar! Hahaha... Inilah pertama kalinya aku mencampuradukkan fakta dan khayalan dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Waktu itu entah mengapa aku dapat ilham seperti itu dan merasa akan lucu dan menarik sekali jika aku campur adukkan seperti itu. Dan aku sadari pada waktu-waktu berikutnya, inilah titik kenyamananku dalam menulis. Dan ini menjadi semacam gaya penulisan sendiri dalam postingan-postingan berikutnya.
Sebuah cerita simpel yang sebenarnya hanya dua halaman saja. Namun yang view whew! Aku senang sekali boii!!! Langsung heboh bener suer waktu itu, menurutku sih tapi, tapi anggaplah saja iya. Bagaimana tidak, cerita itu seakan-akan aku anak SMP cupu, norak, dan ingusan, putus pacaran terus cari pelarian ke permainan kartu capsa!
Sangat kontroversial sekali, seakan-akan aku membagi pengalaman buruk dengan enteng saja, tebar sana tebar sini senangnya rasa hati. Hahaha. Dan kau tahu waktu itu, Kawan? Aku tak bisa tidur semalaman karena kehebohan yang menurutku sangat bombastis waktu itu. Senyumku lebar selebar-lebarnya tiada henti, dari udel hingga lutut, persis seperti batas aurat.
Masih ku ingat waktu itu, karena saking senangnya, aku malam-malam langsung buat tulisan lagi yang judulnya “Why so Serious?” Mungkin sedikit ramah ditelinga para penikmat film, dan yap! Memang itu adalah kata-kata Joker yang aku adaptasi. Isinya berupa sebuah semacam klarifikasi bahwa tidak semua tulisan penulis itu benar apa adanya. Sangat aku sarankan sekali, Kawan, padamu untuk membaca lagi kedua postingan tersebut secara berurutan.
Nah satu lagi, pada tanda petik di bagian epilog II Orang-Orang Hebat, itu adalah kata-kata yang aku ambil dari postingan Why so Serious?
Sedikit bocoran, Kawan, aku putus kelas VIII dan aku addicted sama capsa baru kelas IX. Voila! Sebuah trik sulap kecil yang telah aku buka!

5.      It’s Too Late, Tania dan Kompilasi
Ini inspirasinya satu, Romeo dan Juliet. Ini bahasanya satu, norak gak keruan. Tapi bagaimanapun juga, ini salah satu postingan yang cukup sering di view. Aku senangnya bukan main juga waktu itu, hehehe. Dan banyak juga yang jagat gonjang-ganjing ini bertanya-tanya, apakah ini cerita dari pengalaman pribadi ku atau bukan. Well, kasih tahu ndak ya. Ndak usah aja ya, biarlah jadi trik sulap saja cerita ini. Huohohohoho. Biarlah jadi kontroversi.
Oh ya, memang benar adanya, menurutku, seperti yang dalam postingan Kompilasi, inspirasi utama ku tentang bumbu percintaan adalah cinta yang ironi dan cinta platonik. Dan memang benar juga It’s Too Late, Tania itu juga karena keinginanku untuk membuat sebuah cerita cinta ironi.
Sungguh sangat ganjil sebenarnya, namun biarlah seperti itu. Aku hanya merasa, orang-orang, masyarakat kebanyakan, sudah sering kali termakan dengan bumbu cinta yang selalu akhirnya senang-senang saja. Tapi mereka sebenarnya tidak menyadari bahwa bumbu yang lebih anehlah yang lebih membekas dari masa ke masa. Seperti yang aku bilang di postingan kompilasi, contohnya Romeo and Juliet, Titanic, dan yaa begitu-begitulah. Mungkin versi Indonesia-nya kayak Tenggelamnya Kapal van Der Wick (walau itu agak norak sih). Mungkin versi ter-up date kayak The Amazing Spider-Man 2 yang ending cintanya ironi juga.
Belum tahu ya kalo itu The Amazing Spider-Man 2 ceritanya nanti cinta ironi? Oke, jadi ya, nanti si Peter Parker gagal move on, soalnya....nah kok aku jadi spoiler. Tapi gak apa-apa juga kan ya, suka-suka aku kan? Aku kan pingin ngiming-ngimingi yang pada belum nonton. Hayooo belum nonton yaaa...kapoookkkk...keren lho, serius (padahal biasa aja). Astaghfirullah, tidak baik, Kawan, seperti itu. Ndak baik ngece-ngece seperti itu. Ayo kita ber-istighfar. Kita semua telah khilaf. Padahal yang khilaf aku, haha, enjoy!

6.      Untitled
Sebuah karya yang aneh. Terdiri dari 6 bintang. Bintang dalam tulisan ini maksudku adalah pikiran. Jadi berarti ada 6 pikiran. Bukan bermaksud ada hubungannya dengan satanisme atau teori konspirasi atau teori dengan pemujaan roh-roh halus yang gentayangan dan biasanya dilambang dengan angka 666. Bukan, bukan sama sekali.
Mengapa 6? Alasannya simpel. Aku suka angka 6. Sudah itu. Tak ada lagi alasan lain. Tapi jika kau, Kawan, masih menganggapnya itu sebuah angka 6 yang sedikit berbau konspirasi dan lain sebagainya, itu terserah padamu. Aku juga tak dapat menyalahkanmu, toh juga isi dari sebuah karya Untitled ini sangat ambigu dan tidak jelas. Seperti sebuah ada rahasia terselubung sendiri di dalamnya. Yang jelas, keenam pikiran itu, walau sepertinya tidak, namun kesemuanya berhubungan satu sama lain.
Salah satu hal yang ingin aku angkat dalam karya ini yaitu betapa luar biasanya kekuatan pikiran. Membingungkan? Ya, itulah pemikiran. Pemikiran itu rumit, namun pada akhirnya pemikiranlah yang merubah wajah dunia. Mengapa bisa? Hmmm.....sepertinya ini akan menjadi sebuah bahasan khusus yang menyenangkan. Akan aku coba membuat sebuah postingan tentang pemikiran, Kawan.
Oh iya, tak engkau perhatikankah, Kawan, bahwa Untitled ini juga aku posisikan pada nomor enam? >: )

7.      Ta’aruf
Jadi ini serius. Sebuah momen yang penting. Dan dari momen penting itu aku ambil hal yang bagus. Intinya, secara keseluruhan, itulah wanita di mataku sejak saat itu. Harus dijaga dan dirawat baik-baik. Baik itu wanita dikeluarga sendiri, wanita teman-teman ku, hingga wanita pendamping hidupku nanti.  Karena wanita adalah barang paling berharga bagi setiap keluarga. Dan wanitalah yang memberikan surga ditelapak kakinya melalui ibu atau mama kita. Sungguh luar biasa.

8.      Made by The 90’s
Made by The 90’s! Kisah yang insyaAllah 95% benar sesuai kenyataan. Versi lain monggo, terutama bagi kawan-kawanku yang memang telah berbagi cerita bersama denganku. Terima kasih, Kawan.

9.      No Friends, No Enemies, Just People
Sebuah postingan yang aku dedikasikan untuk ulang tahunku sendiri. Sebuah postingan yang cukup bagus menurutku. Dan ini postingan juga cukup serius, berbobot, dan bernilai. Tapi itu semua menurutku. Semua orang punya pendapatnya masing-masing.
Sangat mudah ditebak sekali bahwa ini ada sebuah gabungan kenyataan, imajinasi, dan kekuatan pikiran yang amat dahsyat melebur menjadi satu. Walau pada akhirnya bahasa yang keluar cukup banyak noraknya. Tapi biarlah seperti itu. Biarlah norak seperti itu.

10.  Alhamdulillah
Ini adalah bahasan penutup dari postingan Behind The Stories ini. Mengapa? Karena kisah lain seperti dwilogi Goolll!, Here I Come, dan Orang-Orang Hebat sudah jelas maksudnya. Goolll! Adalah kejadian saat SMA yang yaaahhhh....tidak semuanya benar dan ada bumbu menggelitik di sana-sini, hehehe. Here I Come itu pas aku kecelakaan dan wajahku ada coretan di mana-mana. Orang-Orang Hebat ya orang-orang hebat, itu saja.
Alhamdulillah ini adalah cerita pertama yang aku padukan antara kisah saat aku sudah kuliah dan imajinasi. Sebenarnya untuk kesempatan menawarkan tumpangan itu ada di dua kejadian dengan dua percakapan yang berbeda. Namun aku jadikan satu, dan voila! Sebuah masakan siap disantap!

Yah, jadi begitulah, Kawan. Ini perjuangan membuat postingan ini, membutuhkan editan sebanyak tiga kali. Jadi kesemuanya itu, intinya adalah editan tiga kali ini. Sekian, dadaa :D