21 Jun 2013

It’s Friday but It’s Not Free Day


Flash disk itu sangat penting di dunia dewasa ini. Hehe, ini kalimat pertama berat banget bahasanya ya. Tapi memang benar kok jika flash disk itu sangat penting. Sebenarnya tidak harus flash disk, tapi alat penyimpan data, bisa hard disk external, memory card, handphone, dll. Apalagi orang kantoran dan pelajaran, alat penyimpan data hamper seperti kebutuhan, walau ada email, tapi kan ya lama, kudu leren mbuka email sek. Kesuen. Jadi kalo orang-orang tipe seperti itu kehilangan flash disk atau alat penyimpanan datanya, mereka pasti bingung. Pusing. Pusing? Minum Oskaben.

Begitupun juga denganku. Waktu itu aku sudah lama tidak punya flash disk. Cerita bagaimana aku kehilangan flash disk pun sungguh tragis, beneran ini, sungguh, rasanya ingin bercucuran air mata jika mengingat peristiwa itu. Tapi demi kau, Kawan, akan ku ceritakan kembali peristiwa itu.

Aku lupa hari itu hari apa. Yang jelas waktu aku ke sekolah mengenakan seragam putih abu-abu. Kesimpulan pertama, kemungkinan itu hari Senin, Selasa, atau Rabu. Hari itu sungguh indah, karena semua berjalan lancar dan menyenangkan. Bertemu dengan teman sekelas yang hampir semuanya normal, bertemu dengan teman lain kelas, bertemu dengan guru kelas, bertemu dengan guru lain kelas, bertemu adik kelas, bertemu dengan adik lain kelas (lho?), ya seperti itu, hampir semuanya normal.

Pelajaran bahkan berjalan menyenangkan yang biasanya membosankan, dan sepertinya inilah satu-satunya yang tidak normal dari hari itu. Semua lancar, beneran lancar, bahkan sepanjang hari itu pun aku bersenandung kecil menggambarkan suasana hati yang damai. Sampai pulang dari sekolah pun sama. Sampai di rumah ku pun damai. Hingga akhirnya aku membuka laptop, karena perlu meng-copy sesuatu aku mencari flash disk di dalam tas, dan langsung aja flash disk-nya tidak ada. Sedih banget kan kejadiannya? Aku yakin teman-teman semua sedang berlinangan air mata. Kesimpulan kedua, jika hari mu berjalan normal dan kau bersenandung kecil sepanjang hari, maka bersiaplah berlinangan air mata di hari yang sama.

Beberapa bulan kemudian, mungkin sekitar tiga bulan, aku beneran lagi butuh yang namanya flash disk. Nah, karena kondisi yang benar-benar memaksa, maka aku harus beli flash disk. Di Surabaya, pusat jualan elektronik ada di Hi-Tech Mall, Jl. Kusuma Bangsa. Bagi yang tidak tahu Surabaya, Surabaya itu sebelahnya Sidoarjo, deket kok, beneran, sungguh. Jika tidak tahu Sidoarjo, ya sudah urusan lo itu mah.

Sekolah ku, sekolah nomor satu sejagad, juga berada di Jl. Kusuma Bangsa. Karena dekat, aku pun juga tidak repot mengatur jadwal memburu flash disk dengan jadwal sekolah. Eh, kayak orang sibuk aja ngatur jadwal. Tapi beneran sibuk kok, sibuk mencari cara menyibukkan diri. Pusing? Minum Oskaben.

Pilihan hari untuk hang out itu selalu akhir pekan, dan Jumat merupakan hari yang beruntung karena aku akan hunting flash disk di hari itu. Selamat kepada hari Jumat, pajak ditanggung pemenang! Setelah sholat Jum’at, aku langsung cabut. Sebenarnya waktu itu aku ngajak seseorang sih untuk nemenin, tapi orangnya gak bisa. Ya baguslah, jika bisa nemenin trus mbawa anaknya orang, dikirain penculikan, trus Hi-Tech Mall dikelilingi polisi. Ah, imajinasi yang terlalu liar. Malah sekarang aku nggak ngerti ke mana rimbanya itu orang, hehe, salah siapa juga nggak mau.

Sesampainya di Hi-Tech Mall, karena kebetulan ada pameran tablet android dan latop, jadi lumayan rame. Baguslah, sekalian aku nyari tipe android yang bisa paling jauh jangkauannya kalo dibuat maen lempar-lemparan. Dan terang aja, mbak-mbak SPG ngelemparin android gabus ke muka. Guys, itu artinya aku di usir, paham? Atau pusing? Pusing? Minum…….. kau sudah tahu jawabannya kawan ;)

Setelah mencari-cari, akhirnya aku simpulkan bahwa rata-rata harga flash disk yang 16 GB itu seratus ribuan. Okelah, jika seperti itu berarti sudah fix. Langsung saja ku beli. Dengan perasaan haru bahagia, seperti orang jahiliyah yang mendapat hidayah, aku bersyukur atas kepemilikan penuh flash disk yang telah aku beli. Kawan-kawan juga seharusnya terharu, karena inti cerita ini tu sedih. Beneran. Suer.

Karena hari masih panjang, aku puasin aja keliling Hi-Tech Mall. Sok-sok tanya android gitu walaupun gak beli. Beralih dari satu counter ke counter yang lain. Menikmati harga-harga miring android dan laptop. Tanya ini itu, mulai keunggulan produk hingga di mana ada toilet. Biarinlah SPG-nya berbusa-busa nerangin dan aku gak beli, toh itu sudah job desc mereka untuk melayani calon costumer.

Ditengah-tengah aku asik berjalan keliling counter, tiba-tiba ada suara dari pengeras suara mall.
“Selamat siang para pengunjung Hi-Tech Mall Surabaya, It’s Friday but It’s not free day yah, hahaha, nah, kami dari Telponsel akan menawarkan aksesoris laptop mulai dari harga 5 ribuan mulai pukul tiga sore ini. Syaratnya mudah, hanya cukup dengan membawa fotokopi KTP, Anda sudah bisa mendapat aksesoris laptop mulai dari headset, cardreader, hingga flash disk dengan harga mulai 5 ribuan. Temukan counter kami.”
Oh, what the hell men?! Aku beli ini flash disk seratus ribu! Dan ini setengah tiga! Langsung aja aku nyari itu yang namanya counter Telponsel. Eh sesampainya di sana antrian sudah menjulur hingga 10 meter dan semua yang mengantri berdesakan. Glek. Mampus. Tapi keren juga tuh kata-katanya, it’s Friday but it’s not free day.

Dengan sikap berani aku melewati antrian terus langsung tanya ke petugasnya tentang flash disk itu. Terus dari situ aku tahu flash disk-nya “cuma” 8 GB doang, beda separo dari punyaku, tapi harganya itu lho. Harganya itu hanya sepuluh ribu doang! Terus aku Tanya lagi tempat fotokopi, dan di Hi-Tech Mall ndak ada. Jika mau fotokopi harus nyari di luar. Great. Jam menunjukkan 15.20, antrian bertambah panjang menjadi 15 meter. Langsung saja aku menjauh dari counter, bisa-bisa antrian berpikir aku menyerobot, terus kalo aku dikeroyok gimana? Polisi tidak sedang ngepung Hi-Tech Mall seperti imajinasi liarku tadi. Bisa megap-megap nanti aku dikeroyok.

Perhitunganku, memfotokopi KTP sepuluh menit. Sepuluh menit lagi obralan di buka, dan saat aku kembali aku pasti mendapat antrian paling belakang. Dan antrian pada saat itu pasti sudah mencapai 20 meter. Okay, It’s Friday and it’s not free day. Because, if It’s free day I have some luck and got the 8 GB damn flash disk.

Akhirnya dengan pilu, aku pergi meninggalkan counter Telponsel. Aku beralih keliling hampir seluruh Hi-Tech Mall, bahkan menemukan jalan tembusan ke Taman Hiburan Remaja. Sebenarnya jalan tembusan itu memang sudah ada sejak lama, tapi karena masa kecil yang jarang berpergian, jadi baru tahu aja kalo ada jalan tembusan itu. Hingga akhirnya aku berhenti di salah satu sudut Hi-Tech Mall.

Aku mampir di counter DVD. Hehehe. Langsung aja aku nyari-nyari film yang kira-kira bagus. Pertama aku bingung. Terus aku tanya bagian horror di mana sama petugasnya. Setelah diberitahu, aku nyari pelan-pelan. Harga DVD tu sepuluh ribuan, ups, bajakan bukan sih, sstttt…aku ndak niat beli, selain kantong pelajar itu tipis, juga karena aku gak punya uang banyak. Lho bedanya apa coba? Ya seperti itulah. Beneran ini, sungguh. Beda kalo nanti ada film yang bagus, aku beli, hehe. Aku terus lihat satu-satu dengan perlahan. Aku memang senang sih dengan genre horror dan thriller, action juga suka lho. Apalagi waktu itu aku baru-baru aja liat film the The Ring dan The Ring 2 yang keren gila. Yang jelas, aku agak ndak suka drama -,-

Kan jarang ya di Indonesia, apalagi anak mudanya suka horror atau thriller. Aku suka horror dan thriller itu juga lucu alasannya. Karena entah mengapa gitu ya kalo horror atau thriller, pas setannya muncul ngagetin, aku mesti ketawa. Jadi misalnya ya, di film, JLEB! Aku, HUAHAHAHA, sambil nunjuk-nunjuk layar. Aku juga gak tahu kok bisa kayak gitu, agak mental disorder mungkin. Tapi ya, aku ndak suka horror atau thrillernya buatan Indonesia, bukan karena tidak cinta produk dalam negeri, tapi karena horror atau thrillernya itu cabul demi ningkatin nilai komersil. Dari judulnya aja keliatan, pocong perawanlah, genderuwo keramas (maksudnya lagi mandi, kan buka-bukaan gitu), hingga pocong kawin kuntilanak. Ckckck, inilah Indonesia, menjatuhkan martabat bangsa sendiri demi mendapat keuntungan komersil pribadi. Kawan, saat kita yang memegang negeri ini, mari kita rubah semua kebejatan ini ya.

Nah di tengah-tengah nyari itu, tiba-tiba di sebelah ku dating cowok. Dia juga lagi nyari-nyari film, 2 – 3 menit gitu dia gak nemu yang cocok, dan habis sedikit ngacak-ngacak tumpukan film, terus cabut. Nah, mbaknya yang jaga gentian di sebelah ku. Walaupun pelan tapi aku denger gerutuannya.
“Oala, wes gak tuku, mbalikno sekarepedewe.”
Hm, mampus. It’s Friday but it’s not free day. Dari awal aku nggak niat beli. Ini kalo gak nemu alasan yang cocok, bisa-bisa di damprat, mengingat aku ya agak ngacak-ngacak tumpukan film, hehe.

Oke, selagi aku menghabiskan tumpukan film horror aku berpikir keras untuk menemukan alasan dengan aman. Gagal. Aku beralih ke film action, lima menit, bahkan sampai tumpukan film action habis. Gagal. Bahkan aku beralih ke tumpukan film drama, lima menit. Gagal. Dengan hati deg-degan aku pasrah. Biar gak dampratan si penjaga film kampret itu berlebihan, aku kembaliin film yang telah ku acak-acak dikit itu. Ditengah mengembalikan tumpukan film horror yang acak-acakan, aku langsung menuju mbaknya dan berkata,
“Mbak, film The Omen ada?”
“The Omen? Ndak punya mas.”
“Okelah mbak, makasih” jawab ku terus kabur.

Alhamdulillah. Sudah, sudah usai. Aku yakin juga si penjaga juga gak marah karena dia gak punya. Tapi ya The Omen itu film tahun 1976! Gimana mbaknya bisa punya coba?! Huahahaha. Biarinlah. Udahan deh, mendingan pulang aja. Sudah cukup kegilaan hari ini dan sudah cukup dengan it’s Friday but it’s not free day.

Semua lancar ketika pertama kali menuju tempat parkiran. Namun tiba-tiba saja kepalaku menoleh ke salah satu counter dan tertulis di kacanya 16 GB : 90.000! Damn! Tadi waktu aku nyari kok gak ada sih?! Yang bener aja. Ini counter pasti konspirasi sama gue. Sudah, daripada ini hati uring-uringan, aku segera meninggalkan counter itu. Nggak beberapa lama, tiba-tiba ini kepala menoleh lagi tanpa seizinku. Seperti gerakan refleks. Dan tanpa sadar aku membaca tulisan di salah satu counter, dank au tahu Kawan apa yang tertulis di situ? 16 GB : 80.000! What the hell men?! Oh God, it’s Friday but it’s not free day.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar